"(Langkah antisipasi) yang pertama kita waspada ya. Karena memang sasarannya adalah kepolisian dalam menjalankan tugas," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Argo Yuwono, di kantornya, Jakarta Selatan, Selasa (4/6).
Salah satu solusinya, pihak kepolisian akan mengimbau anggoranya untuk membentuk kelompok. Tujuannya, agar insiden penusukan seperti di Masjid Falatehan tidak terulang.
"Misalnya anggota yang sedang di lapangan atau di jalan, tidak boleh hanya sendiri. Tetapi minimal kalau ada temannya yang bisa melihat," papar Argo.
Selain itu, pihak kepolisian akan menempatkan anggora Shabara dengan Brimob pada satu Pos Pengamanan (PosPam) tertentu. Sehingga, dapat saling melindungi jika terjadi suatu ancaman.
"Untuk pos tertentu, nanti akan kita
back up. Baik itu Sabhara maupun Brimob, akan kita libatkan," demikian Argo.
Aksi teror melukai dua anggota Brimob di Masjid Falatehan, 30 Juni lalu. Aksi yang dilakukan terduga teroris bernama Mulyadi itu dilakukan saat korban menunaikan ibadah salat isya berjamaah.
Terduga pelaku tewas di ujung peluru usai menikam dua anggota Brimob tersebut.
[rus]
BERITA TERKAIT: