"Polisi telah berhasil melumpuhkan dan melengkapi data-data yang ada, termasuk sel dan jaringan yang ada. Mudah-mudahan dalam waktu dekat segera bisa diungkap," kata Pram, saat ditemui di rumah Megawati Soekarnoputri, Jalan Teuku Umar, Jakarta.
Dia juga mengajak seluruh masyarakat mendukung kepolisian dalam menjaga keamanan dari aksi-aksi terorisme. Dia juga berharap Polri lebih berhati-hati karena para teroris terus menyasar anggota Polri.
"Pemerintah juga akan mensupport kepolisian Republik Indonesia," ujarnya.
Salah satu anggota Polda Sumut dari satuan Yanma, Aiptu Martua Sigalingging, tewas di pos penjagaan pintu 3 Markas Polda Sumut setelah ditikam oleh terduga teroris, sekitar pukul 03.00 WIB.
Saat itu, Aiptu Martua meminta izin untuk beristirahat kepada rekannya yang sedang ikut berjaga yakni Brigadir E. Ginting.
Setelah Aiptu Martua masuk ke kamar pos penjagaan, Brigadir E. Ginting mendengar suara ribut di dalam kamar tempat Aiptu Martua istirahat. Brigadir E. Ginting langsung menghampiri, didapati sedang terjadi perkelahian antara dua pelaku yang menggunakan pisau dengan Aiptu Martua.
Brigadir E. Ginting lantas berteriak meminta bantuan kepada anggota Brimob yang sedang berjaga di pos II atau pos pintu masuk VIP.
Anggota Brimob tersebut langsung menyerang dengan menembak dua pelaku. Namun, Aiptu Martua Sigalingging sudah tewas dengan luka tusuk di bagian pipi kanan, leher atas dan dada kiri yang diduga akibat perkelahian dengan dua pelaku.
Mabes Polri menduga dua pelaku penyerangan Markas Polda Sumatera Utara (Sumut) merupakan anggota jaringan Muhammad Bahrun Naim, pimpinan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang loyal kepada ISIS.
[ald]
BERITA TERKAIT: