Penegasan itu dilontarkan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian. Ia mengatakan, 16 WNI tersebut murni jamaah tabligh yang tengah berdakwah secara damai.
"Gerakan ini tidak melakukan kekerasan. Sudah diminta keterangan oleh Densus 88. Umumnya mereka adalah Jamaah Tabligh," kata Tito, di Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Senin (5/6).
Menurut Tito, gerakan dakwah jamaah tabligh juga mengirimkan para pendakwah ke negara-negara lain.
Dalam konteks 16 WNI di daerah konflik Marawi, mereka hanya terperangkap dan tidak bisa kembali ke Indonesia.
"Mereka murni melaksanakan kegiatan keagamaan. Mereka terperangkap di sana (Marawi) kemudian diselamatkan dan sudah dibawa ke Indonesia," ujar mantan Kepala Densus 88 Anti Teror tersebut.
Berdasarkan catatan Densus 88 Anti Teror, ada 38 WNI yang berstatus Foreign Terrorist Fighter (FTF) di kelompok Maute, teroris Filipina yang berafiliasi dengan ISIS. Tapi, 16 WNI yang telah diamankan dan dipulangkan tidak masuk di dalamnya.
"Mereka bukan bagian dari kelompok FTF Maute. Hasil pemeriksaan tim Densus, ada 38 orang di sana yang bergabung dengan kelompok Maute. Empat orang dinyatakan tewas," demikian Tito.
[ald]
BERITA TERKAIT: