Pasalnya, sejak pertama kali tiba di Tempat Kejadian Perkara (TKP), Ramlan Butarbutar alias Prokas, langsung menanyakan lokasi kamar korban Dodi Triono sekaligus pemilik rumah.
"Waktu (tersangka) perampok masuk, langsung tanya pembantu, dimana kamar majikan (Dodi)," ujar Iriawan usai rilis akhir tahun di Polda Metro Jaya (PMJ), Kamis (29/12).
Artinya, kata Kapolda yang akrab disapa Iwan Bule itu, komplotan tersebut diduga ingin mencari lokasi harta benda yang tersimpan di ruang pribadi korban.
"Artinya tujuannya tersangka memang ruang pribadi Pak Dodi," tutur alumni Akpol 1984 itu.
Hingga saat ini, polisi masih belum menegaskan motif pasti dari insiden tersebut. Sehingga menyebabkan sejumlah pihak bertanya-tanya dan menantikan kepastian dari aparat berwajib.
Namun, muncul indikasi lain yang diduga menjadi motif aksi. Seperti dugaan dendam atau persaingan bisnis dari kompetitor Dodi selaku kontraktor.
Mengingat, korban Dodi merupakan salah satu pemenang tender rehabilitasi Stadion Utama Gelora Bung Karno untuk Asian 2018.
Seperti diketahui, kasus ini menghebohkan publik sosial dan netizen karena aksi yang tergolong sadis.
Komplotan yang dijuluki grup "Korea Utara" itu menyatroni kediaman Dodi, Selasa (27/12) sore. Selain diduga hendak melancarkan aksi pencurian, tersangka yang diduga berjumlah empat orang itu juga menganiaya 11 korban termasuk Dodi dan anaknya yang masih remaja.
Imbasnya, enam korban meregang nyawa diduga kehabisan oksigen setelah dikunci dalam kamar mandi kecil selama berjam-jam.
Saat ini polisi telah mengamankan dua tersangka Erwin Situmorang dan Alfins Bernius Sinaga. Satu tersangka lainnya, Yus Pane masih dalam pengejaran polisi. Sedangkan pimpinan komplotan, Ramlan, dinyatakan tewas kehabisan darah akibat tertembak karena melawab saat hendak diamankan petugas.
[zul]
BERITA TERKAIT: