Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Prajurit TNI Dibekali Pengetahuan Kurikulum 2013

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Selasa, 07 Oktober 2014, 16:50 WIB
Prajurit TNI Dibekali Pengetahuan Kurikulum 2013
ilustrasi tni/rmol
rmol news logo Panglima TNI diwakili oleh Wakil Asisten Teritorial (Waaster) Panglima TNI Brigjen TNI (Mar) Sturman Panjaitan yang didampingi Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan Prof. Dr. Ir. H. Musliar Kasim. M.S., Rektor Universitas Hasanuddin Prof. Dr. Dwia Ariestina, M.A., serta Direktur Pembinaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Dasar membuka acara "Bimbingan Teknis Penguatan Implementasi Kurikulum 2013 Bagi TNI Yang Diperbantukan Sebagai Pendidik di Daerah Khusus" di Hotel Aerotel Smile, Makassar, Senin (6/10).
 
Dalam sambutan yang dibacakan oleh Waaster, Panglima TNI menyebut tantangan dan persoalan yang berkaitan dengan pendidikan ke depannya lebih berat dan rumit. Karena itu, TNI sebagai komponen bangsa memiliki kewajiban untuk mempersiapkan generasi yang mampu mengelola dan menjawab berbagai persoalan serta tantangan sesuai dengan jamannya.

"Oleh karena itu, anak-anak harus mendapatkan layanan pendidikan yang semakin terjangkau dan semakin berkualitas. Mereka harus mendapatkan layanan pendidikan sedini mungkin (star earlier), setinggi mungkin (stay longer) dan mampu menjangkau seluas mungkin, termasuk bagi yang tidak terjangkau (reach wider)," ujar Panglima TNI.
 
Selain itu Panglima TNI juga menggarisbawahi soal sejumlah hal yang mendasari TNI turut ambil bagian melayani masyarakat dalam bidang pendidikan.

Pertama, ujarnya, adalah karena prajurit TNI berada di seluruh tanah air, tak terkecuali di daerah khusus. Para prajurit itu selain memiliki tugas pokok untuk menjaga keamanan dan keutuhan NKRI juga bisa diberi tugas tambahan untuk turut mencerdaskan anak bangsa dengan cara menjadi guru di sekolah-sekolah di daerah khusus yang kekurangan tenaga pendidik.

Kedua, lanjut Panglima TNI, para prajurit memiliki disiplin serta kesadaran belanegara yang cukup memadai, sehingga cocok untuk membantu mengajar pada anak-anak Indonesia terutama di daerah khusus atau perbatasan yang cenderung memiliki kesadaran bernegaranya rendah.

Ketiga, prajurit TNI saat ini sudah banyak yang menjadi tenaga pendidik tapi belum dibekali metode mengajar maupun materi yang mau diajarkan. Sehingga para prajurit mengajar sesuai dengan apa yang dia kuasai dan metode mengajarnya berpedoman pada Cara Memberikan Instruksi (CMI) yang didapat saat pendidikan militer.
 
Keempat, fakta di lapangan di daerah khusus (perbatasan) sangat suka dan bangga diajar oleh prajurit TNI, yang selama ini melihat TNI agak takut-takut setelah diajar oleh prajurit TNI menjadi sangat akrab dan tentunya akan dapat diwujudkan bahwa bersama rakyat TNI kuat dan bersama TNI rakyat sejahtera.
 
"Kurikulum 2013 yang akan diterapkan secara bertahap dan menyeluruh pada tahun ajaran 2014/2015, bagi prajurit TNI materi pendidikan ini adalah materi baru karena saat prajurit TNI mengenyam pendidikan umum sebelum masuk menjadi anggota TNI adalah masih menggunakan kurikulum yang lama, dengan demikian perlu adanya penyesuaian terhadap materi yang akan diberikan," ujar Panglima TNI.
 
Kegiatan yang akan berlangsung tanggal 6-11 Oktober 2014 itu diikuti oleh 219 orang, terdiri dari TNI AD sebanyak 130 orang dari personel Koramil dan Kodim Wilayah Kodam VII/Wirabhuana  dan  TNI AL sebanyak 89 orang dari peronel Pangkalan TNI AL (Lanal) wilayah timur. [mel]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA