Dalam sambutannya, Sutarman meminta Oerip agar mengantisipasi konflik agama pasca pembubaran dan penganiayaan jemaat Katolik yang terjadi di Kompleks Perumahan STIE YKPN, Ngaglik, Sleman. Termasuk, kasus perusakan bangunan di Dusun Pangukan, Desa Tridadi, Kecamatan Sleman yang dipakai umat kristiani untuk menjalankan kebaktian.
Tidak hanya itu, Sutarman juga mengingatkan bahwa provinsi tersebut (DIY) merupakan miniatur Indonesia yang memiliki kemajemukan suku dan agama, karena banyaknya pendatang dan mahasiswa yang tinggal di sana.
"Konflik merupakan hal yang harus diantisipasi sehingga tidak terjadi konflik berulang. Oleh karenanya segera petakan kerawanan yang bersumber dari keragaman suku dan agama, jangan sampai terjadi konflik yang merupakan sumber intoleransi terhadap perbedaan yang ada, khusunya agama," jelas Sutarman, di Ruang Rapat Utama Mabes Polri, Jakarta, Rabu (16/7).
Oerip juga dituntut untuk bisa berperan dalam membantu pemerintah DIY mengembangkan berbagai sumber daya, termasuk kegiatan pariwisata yang ada. Dengan demikian mampu menopang pertumbuhan ekonomi di tingkat DIY maupun pertumbuhan nasional yang ada.
[wid]
BERITA TERKAIT: