"Polri perlu lebih transparan lagi dalam kasus-kasus teroris agar polisi tidak terlalu gampang berubah menjadi algojo," ujar Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S. Pane kepada wartawan di Jakarta (Kamis, 2/1).
Polisi selalu mengemukakan alasan bahwa mereka menembak mati terduga teroris karena melakukan perlawanan atau menembaki polisi, tanpa menjelaskan berapa banyak senjata api yang disita polisi.
Penggerebekan di Kampung Sawah, Ciputat, sebagai contoh. Tidak dijelaskan berapa banyak senjata api yang disita padahal penjelasan itu berguna untuk meyakinkan publik bahwa telah terjadi tembak-menembak..
"Hal itu juga untuk meyakinkan publik bahwa terduga teroris memang melakukan perlawanan sengit terhadap polisi," demikian Neta.
[dem]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: