Seperti dikutip dari
Carscoops, Sabtu (10/8), Jerman, salah satu negara dengan pasar mobil terbesar di Eropa mengalami penjualan paling anjlok hingga 37 persen pada Juli 2024 secara tahunan (yoy).
Pangsa pasar kendaraan listrik di negara itu juga tercatat turun menjadi 12,9 persen pada Juli 2024 dibandingkan 20 persen pada tahun lalu.
Konsultan di Ernst & Young (EY) Constantin Gall mengomentari penjualan EV yang anjlok di Jerman dengan mengatakan peningkatan mobilitas listrik terbukti tidak berkelanjutan sejauh ini.
"Pasar telah kehilangan semua momentum dan banyak pelanggan meragukan prospek mobil listrik," kata Gall.
Di sisi lain, analis UBS Patrick Hummel mengatakan pendapatan produsen mobil Volkswagen (VW) juga kemungkinan berkurang sebesar 2 miliar euro atau senilai Rp34 triliun pada tahun depan sebagai akibat dari permintaan kendaraan listrik yang lambat.
Produsen mobil tersebut baru-baru ini mengumumkan penundaan jadwal produksi baterainya dan memangkas produksi di pabrik-pabrik kendaraan listrik.
Selain itu, Swedia yang dianggap sebagai pemimpin di antara pasar-pasar Eropa juga mencatatkan penurunan signifikan sebesar 15 persen dalam pendaftaran EV pada Juli.
Sementara penjualan mobil listrik di Swiss ikut menurun sebesar 19 persen di sepanjang tahun ini.
Menurut laporan Bloomberg, perusahaan Prancis Valeo SE, juga sedang mencoba menjual dua pabriknya yang beroperasi jauh lebih rendah dari kapasitasnya.
Sementara, LG Energy Solution, pemasok baterai kendaraan listrik terbesar di Eropa tengah mempertimbangkan untuk beralih ke produksi penyimpanan statis agar tetap bertahan.
BERITA TERKAIT: