Janji yang disampaikan langsung oleh Vuong dalam rapat pemegang saham konglomerat induk Vingroup baru-baru ini dimaksudkan untuk mendukung VinFast dalam menghadapi pengeluaran perusahaan yang membengkak.
Vuong secara pribadi telah menginvestasikan 1 miliar dolar AS ke VinFast sejak tahun lalu. Pengumuman ini akan membuat total dana pribadinya menjadi 2 miliar dolar AS. Secara terpisah, Vuong telah mengalihkan 99,8 persen saham pembuat baterai VineS ke VinFast.
Selama pertemuan tahunan, Vuong menjawab pertanyaan tentang keuangan Vingroup dengan mengatakan kekhawatiran tersebut tidak berdasar.
“Kami membayar kembali pinjaman bank tanpa penundaan,” kata Vuong, seperti dikutip dari
Nikkei Asia, Sabtu (27/4).
Sebelum pertemuan tersebut, Vingroup mencapai kesepakatan dengan kreditor luar negeri untuk memperpanjang tanggal penebusan obligasi senilai sekitar 300 juta dolar AS selama 18 bulan.
Vuong juga menyinggung tentang pabrik kendaraan listrik VinFast yang sedang dibangun di negara bagian North Carolina, AS.
“Investasinya sebesar 2 miliar dolar AS, namun kami akan dapat menerima lebih dari 2 miliar dolar dukungan dari pemerintah AS selama lima tahun,” katanya.
VinFast mencatat pendapatan konsolidasi sebesar 7,26 triliun dong (Rp4,6 triliun rupiah) selama kuartal pertama, meningkat 270 persen dari tahun sebelumnya, kata perusahaan tersebut pada tanggal 17 April.
Namun, VinFast mencatat kerugian bersih sebesar 14,8 triliun dong selama periode tersebut.
BERITA TERKAIT: