Meski hanya ekshibisi dan latihan rutin, Hastomo yang berpasangan dengan atlet muda PB Djarum Didit Juang Indrianto tak mengurangi teknik permainan bulutangkisnya karena lawannya ketua KPK. Sementara Firli duet dengan Dwiki Rafian Restu, yang pernah menjuarai
BWF World Tour Junior Mixed Team Championship.
Hastomo Arbi, yang merupakan kakak dari, Eddy Hartono Arbi dan Haryanto Arbi merupakan pelatih tunggal putra di PB Djarum, lewat sentuhannya banyak atlet berprestasi yang mengharumkan nama Indonesia dalam berbagai kejuaraan. Dan masih aktif bermain single badminton hingga saat ini.
Kolaborasi Firli dengan Dwiki Rafian Restu terbukti apik. Dwiki, pemain kidal pemilik smash keras menyusur diimbangi Firli yang mumpuni dalam teknik drop shot di dekat net.
Hasilnya, duet Firli-Dwiki memenangkan pertandingan dua set. Lantaran pada set pertama, Firli-Dwiki dipaksa mengalah 21-19, sementara set kedua berhasil membalikan keadaan 21-16 dan set ketiga 21-17.
Pada ekshibisi dan latihan rutin itu, Firli juga mencoba kepiawaian Eddy Hartono yang pernah berduet dengan legenda bulutangkis Rudy Gunawan dan dinobatkan sebagai tiga ganda terbaik di dunia.
Saat melawan Eddy Hartono yang berpasangan dengan Frans Kurniawan semifinalis Yonex Denmark open, Firli berduet dengan Wahyu Nayaka Arya, atlet peraih emas Sea Games 2019 di Philipina. Jalannya permainan cukup sengit. Bermain dengan sistem reli. Firli akhirnya bisa unggul 31-28.
Pertandingan tersebut merupakan bentuk kecintaan Firli dengan olah raga yang cukup banyak digemari oleh rakyat Indonesia. Firli bersama dengan legenda hidup bulu tangkis Indonesia, sebut saja Edy Hartono, peraih medali perak Olimpiade Barcelona 1992, Tri Kusharyanto peraih medali perak di Olimpiade Sydney tahun 2000 dan Rudy Heryanto juara dua kali All England tahun 1981 dan 1984.
Mereka tergabung dalam komunitas badminton Indonesia yang diketuai oleh Haryanto Arbi, pebulutangkis dengan julukan Smash 100 watt yang pernah menjuarai All England 1993 dan 1994, mereka bersama Firli rutin bermain bulu tangkis dua kali dalam satu minggu. Komunitas badminton Indonesia ini, kemudian membuat Tournamen Badminton Legend.
Dalam turnamen itu, Firli yang berduet dengan Alvent Yulianto Chandra, pebulutangkis Indonesia semifinalis Swiss Open 2012 baru saja menyabet juara 1 usai mengalahkan Bambang Suprianto, atlet pebulutangkis yang pernah bertanding dalam Piala Thomas pada tahun 1990. Setelah pada seri pertama, Firli hanya mampu merebut juara dua.
Olahraga, kata Firli, mengajarkan dan membangun jiwa kompetitif dan sportivitas. Menurutnya, jiwa kompetitif dan sportif ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
"Setiap pertandingan itu pasti ada menang dan kalah, tetapi tidak ada orang yang ingin bertanding dengan target kalah, pasti ingin menang. Kalaupun harus kalah jangan terlampau jauh, kalau ibarat tenis kalah nya tie break, 10-9 atau 7-6," ujar Filri.
BERITA TERKAIT: