Menurut Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, rencana melibatkan wasit atau juri internasional adalah untuk menjaga sportivitas pada penyelenggaraan PON.
Hal ini disampaikan Edy saat membuka rapat bersama Pengurus KONI Sumut dalam persiapan penyelenggaraan PON XXI Aceh-Sumut di Aula Tengku Rizal Nurdin, Senin kemarin (1/11).
Menurutnya, semangat dari olahraga pada dasarnya adalah menjunjung tinggi sportivitas. Karena sportivitas jauh lebih penting dari perolehan medali.
PON ditambahkan Edy, pada dasarnya adalah merekrut atlet profesional untuk menjadi atlet nasional. Dia tidak ingin PON hanya jadi ajang mencari medali, namun tak bisa jadi tolak ukur kualitas.
"Kalau wasit Sumut, saya tidak terlalu percaya dia tidak punya niat membela daerahnya. Itu waras. Kalau kita pakai wasit Malaysia, Singapura, Brunei saya berpikir tidak ada masalah," kata Edy.
Menurut Edy, dengan catatan prestasi Sumut di PON XX Papua yang baru berlalu, perlu dilakukan evaluasi mulai dari perekrutan hingga pembinaan.
"Dari 15 juta rakyat Sumatera Utara, kita hanya butuh sekitar 700 atlet. Saya yakin itu bisa," katanya.
Dalam kesempatan ini, Ketua KONI Sumut John Ismadi Lubis, menyampaikan rencana dan program KONI Sumut untuk PON XXI. Mulai dari program perekrutan atlet dan pelatih hingga program peningkatan kualitas dengan melibatkan pelatih asing maupun pemusatan latihan di luar negeri.
Ada 497 atlet yang masuk dalam program tahun ini. Jumlah atlet ini direncanakan bertambah menjadi 600 atlet pada 2022 dan 1.600 pada 2023. Lalu pada 2024 akan ditetapkan kontingen PON Sumut.
"Target PON XXI 2024 Sumatera Utara berada di ranking 5 besar dan sukses penyelenggaraan PON XXI Aceh-Sumut tahun 2024," jelasnya.
Dalam tiga penyelenggaran PON terakhir, Sumut selalu berada di luar 5 besar. Pada PON 2012 Riau, Sumut berada di peringkat 8, lalu pada 2016 Sumut di peringkat 9. Dan di PON Papua 2024, Sumut berada di peringkat 13 dengan raihan 10 emas, 22 perak dan 23 perunggu.
BERITA TERKAIT: