Jurubicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dara A. Kesuma Nasution mengungkapkan bahwa agama dan olahraga bukan merupakan dua hal yang bertentangan.
Dia menilai diskualifikasi yang terjadi terhadap Miftahul Jannah terjadi karena atlet, pelatih dan pengurus cabang olahraga yang bersangkutan kurang mendapat informasi yang cukup.
Federasi Judo Internasional memang mengharuskan setiap atlet judo tampil tanpa penutup kepala demi keselamatan.
“Namun, jika informasi yang cukup mengenai apa yang terjadi di Olimpiade London didapat, maka kontroversi ini tidak akan terjadi. Agama dan olahraga bukan dua hal yang dipertentangkan,†tegas Dara dalam keterangan tertulisnya, Jumat (12/10).
Di Olimpiade London 2012, kata Dara, ada atlet judo asal Arab Saudi, Wojdan Shaherkani yang sempat menjadi perbincangan karena keputusannya untuk tidak melepaskan hijab saat bertanding.
Namun demikian, Shahekhani menemukan solusi, yakni dengan memakai tutup kepala berwarna hitam. Penutup kepala itu seperti yang biasa digunakan para atlet renang.
“Kasus Shahekhani bisa menjadi contoh kompromi terbaik. Di sana, Federasi Judo Internasional tetap mempertahankan hak asasi atlet sambil menjaga keselamatan mereka,†tegasnya.
Dara memastikan bahwa kebebasan beragama dan olahraga merupakan dua hal yang bisa beriringan.
“Namun tetap keselamatan atlet menjadi yang utama,†tukasnya.
[ian]