Calon Ketum PSSI Harus Merdeka Dari Jabatan Negara Dan Parpol

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ruslan-tambak-1'>RUSLAN TAMBAK</a>
LAPORAN: RUSLAN TAMBAK
  • Kamis, 22 September 2016, 03:35 WIB
Calon Ketum PSSI Harus Merdeka Dari Jabatan Negara Dan Parpol
Foto/Net
rmol news logo . Mantan anggota Komite Normalisasi FX Hadi Rudyatmo menginginkan agar figur-figur yang maju bursa Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) benar-benar sosok merdeka. Artinya, figur itu tidak sedang terikat dengan institusi negara atau partai politik.

Rudy secara khusus menyoroti majunya Pangkostrad Letjen TNI Edy Rahmayadi bersaing dalam Kongres Luar Biasa PSSI di Makassar, 17 Oktober nanti. Saat ini, Edy masih terikat dengan TNI. Karena itu, Rudy meminta Edy mundur dari jabatannya di TNI jika ingin maju bursa Ketum PSSI.

Walikota Solo itu merujuk UU Nomor 34/2004 tentang Tentara Nasional Indonesia. Yakni, prajurit TNI aktif dapat menduduki jabatan sipil setelah mengundurkan diri atau pensiun dari dinas aktif keprajuritan.

"Di lembaga negara, anggota TNI/Polri aktif memang harus mundur dari institusinya kalau ingin menduduki jabatan yang tidak sesuai tugas pokok dan fungsi," kata pria yang akrab dipanggil Rudy itu.

Mantan Ketua Umum Persis Solo itu juga meminta Komite Pemilihan (KP) memerhatikan hal tersebut. Selain itu, KP juga memerhatikan aturan lain sebelum kongres digelar. Termasuk mengenai status anggota TNI/Polri aktif yang maju bursa Ketum PSSI. Hal itu bertujuan agar tidak ada masalah di kemudian hari.

"Aturan ini diberlakukan atau tidak oleh KP? Ini harus diperjelas dulu agar tidak ada masalah nantinya," beber penerus Joko Widodo sebagai Wali Kota Solo itu.

Selain Edy, beberapa calon yang disebut-sebut berpeluang menjadi Ketum PSSI adalah Erwin Aksa dan mantan Panglima TNI Moeldoko. Hampir sama seperti Edy, Erwin saat ini juga belum merdeka karena masih menjadi bos Bosowa Group. Sementara itu, Moeldoko sudah pensiun dari jabatannya sebagai Panglima TNI.

Hal yang sama juga disampaikan Ketua Asprov PSSI Sulawesi Utara, Jackson Kumaat. Ia mengharapkan Pangkostrad Edy Rahmayadi mundur dari TNI jika ingin maju sebagai ketua umum PSSI. "Figur ketua umum PSSI harus merdeka dari jabatan institusi negara atau partai politik," kata Jackson.

Selain tak setuju Ketum PSSI masih terikat dengan institusi negara, ia juga tak sepakat jika PSSI dipimpin politikus. "Sosok ketum jangan dari parpol. Karena kalau disangkut-sangkutkan dengan politik, sepak bola bakal rusak," imbuhnya.

Jackson terang-terangan mendukung sosok yang memiliki ketegasan dan kedisiplinan tinggi. Di sisi lain, Ia juga tak ingin kongres nanti hanya memilih ketua umum. Dia berharap agenda itu menjadi momentum reorganisasi bagi semua organisasi di bawah PSSI.

Menurutnya, PSSI era baru harus bisa membawa Indonesia berprestasi di kancah internasional. "Ketum baru harus punya komitmen membesarkan sepak bola. Sebagai tuan rumah, punya target di Asian Games, minimal membawa Indonesia ke semifinal. Bahkan harus berani berjanji Indonesia masuk final," katanya.

Tak hanya itu, pihaknya juga meminta sepak bola Indonesia benar-benar masuk era industri. Sebab, Indonesia memang memiliki potensi besar untuk mewujudkannya. "Industri pemain sepak bola betul-betul diwujudkan," ujarnya. [rus]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA