Dalam beberapa bulan terakhir, Sean tinggal bersama rekan setimnya di Pertamina Campos Racing, Mitch Evans, di sebuah apartemen di London, Inggris dan Valencia, Spanyol. Sehari-hari, pebalap berusia 19 tahun ini mempersiapkan sendiri segala kebutuhannya.
Misalnya di London, Sean lebih sering bersama Evans dan pelatih kebugarannya, Andy. Sedangkan di Valencia, suasana lebih ramai mengingat di sana merupakan markas Campos Racing.
Alhasil, pebalap Jagonya Ayam KFC Indonesia itu lebih banyak berhubungan dengan beberapa anggota tim. Sean juga menyantap menu latihan lain seperti simulasi balap di ruang simulator. Diskusi dengan para mekanik dan kru pun dilakoni.
"Selama di Valencia sepertinya tidak ada hari libur. Bahkan hari minggu pun kita tetap latihan dan diskusi. Buat saya tak masalah. Saya menikmati semua ini demi persiapan jelang balapan perdana di Barcelona," ucap Sean, dalam rilis yang diterima Selasa malam (10/5).
Hidup mandiri tidak berarti Sean kesepian. Komunikasi yang intes adalah kuncinya. "Saya tahu namanya orang tua pasti khawatir kalau anaknya jauh dari mereka. Makanya kami selalu berkomunikasi. Lagi pula, saya juga harus belajar hidup mandiri," sambung dia.
"Ya, saya melihat Sean semakin mandiri. Pelan-pelan dia tidak terlalu bergantung lagi pada orang di sekitarnya. Dia menjadi lebih bertanggung jawab," kata ayah Sean, Ricardo Gelael.
Sean menatap GP2 2016 dengan optimisme tinggi. Dia sudah dua kali mengikuti ajang balap Asian Le Mans series bersama Antonio Giovinazzi di awal tahun dan jadi juara. Setelah itu berlomba pada European Le Mans series di Silverstone, Inggris, sebulan lalu. Hasilnya Sean, Mitch dan Antonio finis lima besar.
Persiapan Sean makin mantap setelah memenuhi undangan tes simulator di markas Dallara Automobil di Bologna, Italia.
[wid]
Biasanya, driver Sean Gelael selalu ditemani orang tuanya di setiap balapan. Tapi Sean sudah mulai hidup mandiri menjelang berlaga di GP2 yang dimulai akhir pekan ini. 
BERITA TERKAIT: