“Secara keseluruhan ini hasil yang adil. Milan tampil bagus di babak pertama dan menekan kaÂmi, tapi Inter kemudian bangkit dengan sikap dan semangat yang berbeda. Kami bisa mendapat hasil lebih baik dari Milan, kareÂna mereka begitu tertekan jelang akhir laga,†ujar Stramaccioni di Football Italia.
Inter yang dalam kondisi menÂtal tak bagus setelah hasil buruk dalam beberapa laga terakhir di Seri A lebih banyak ditekan di babak pertama. Alhasil Stephan El Shaarawy membobol jala SaÂmir Handanovic di menit ke-20.
Setelahnya gawang Inter bisa saja kebobolan dua atau tiga gol lagi andaikan Handanovic tak melakukan penyelamatan gemiÂlang atas beberapa peluang dari Mario Balotelli termasuk sunduÂlannya dari jarak dekat.
Stramaccioni pun berterimaÂkasih pada kiper asuhannya itu. “Terima kasih juga atas beberapa penyelamatan Handanovic, hasil imbang adalah hasil yang tepat,†tuturnya.
Diakuinya bahwa rival sekotaÂnya itu merupakan tim tangguh yang mendominasi permainan sejak awal pertandingan, telah membuat kerepotan barisan pungÂgawanya.
“Saya akui Milan di babak perÂtama lebih banyak mengancam gawang kami dibanding saat kami mencetak gol. Kami tidak memulai dengan buruk, sampai gol Milan membuat kami kereÂpoÂtan di sisi sayap dan itu sudah saya duga,†ungkapnya.
Alhasil, Milan pun unggul lebih dulu, meski begitu arsitek Inter Milan itu mengaku keboboÂlan lebih awal merupakan moÂmen yang sering terjadi dan memÂbuat punggawanya termotiÂvasi memÂbuat gol balasan.
“Gol datang saat kami kehilaÂngan bola di lapangan tengah dan sedikit kehilangan konsenÂtrasi. Momen-momen seperti ini wajar terjadi, tapi kami mampu mengorganisir tim selepas half time dan bangkit,†tandasnya.
Di menit 71 Ezequiel ScheÂlotto mencetak gol penyama keÂduÂdukan lewat sundulan meneÂrusÂkan umpan Yuto Nagatomo. [Harian Rakyat Merdeka]