Furusawa Minta Ada Tembok Di Garasi Yamaha

Agar Rossi & Lorenzo Tidak Perang Dingin

Selasa, 18 Desember 2012, 09:09 WIB
Furusawa Minta Ada Tembok Di Garasi Yamaha
Valentino Rossi

rmol news logo Kembalinya bekas juara dunia tujuh kali MotoGP, Valentino Rossi ke pangkuan Yamaha dianggap sebagai keputusan yang salah.

Hal itu diungkapkan bekas bos Yamaha, Masao Furusawa seperti dilansir Motosprint. Menurutnya, The Doctor, julukan Rossi bakal terjadi persaingan dan gesekan dengan juara bertahan Jorge Lorenzo.

Pasalnya, sejak Rossi masih di Yamaha, pebalap yang memiliki rambut kriting itu meminta kepada manajemen tim untuk membuat tembok pembatas pada garasi mereka. Keinginan ini muncul ketika Rossi tidak ingin berbagi ilmu (data) dengan Jorge Lorenzo.

Karena itu, bukan tidak mungkin kedatangan bekas pebalap Ducati dan Hondad itu kembali menimbulkan persaingan di dalam garasi mereka. “Saya menyadari pasti para fans akan menikmati dengan keberadaan Rossi dan Lorenzo di satu garasi. Tetapi, ini akan menjadi tahun yang sangat sulit bagi orang yang berada di dalam garasi itu,” kata Furusawa.

Furusawa merupakan otak dibalik motor Yamaha YZR-M1. Dia juga sukses membuat Rossi menjadi juara dunia sebanyak empat kali, dan total 46 kali kemenangan di sirkuit. Dia hengkang dari Yamaha di 2010, bersamaan dengan pindahnya pebalap tersebut ke tim Ducati.

Keputusan Furusawa yang meninggalkan Yamaha pada 2010 lalu, tak lepas dari keputusan Rossi yang menginginkan hijrah ke Ducati. Padahal, Furusawa dikenal sangat dekat dengannya.

“Saya pikir tahun depan baik Rossi maupun Lorenzo akan mengeluarkan seluruh kemampuannya untuk bertarung habis-habisan. Mungkin, itu akan menjadi tontonan yang baik, tetapi ini juga akan menjadi masalah besar bagi Yamaha,” katanya.

Sementara itu, kegagalan Rossi bersama Ducati dalam dua musim belakang membuat malu kepala kru mekanik, Jerry Burgess. Bahkan, pria asal Australia ini mengaku, bakal terkenang sampai mati.

Sebelumnya, The Doctor pernah mengungkapkan kekecewaan atas segala raihannya di pabrikan Italia itu. Bahkan tanpa pernyataan resmi pun, Rossi sudah memberi kesan begitu dari segala keluh-kesahnya dari seri ke seri yang dijalani.

“Seharusnya, kami mampu mencapai lebih dari itu (tiga podium) dan kegagalan itu, akan terus teringat sampai lubang kubur saya karena kami tak mampu meraih apapun selama dua tahun ini,” ujar Burgess.

Dari 35 seri menjadi joki Ducati, Rossi hanya mendulang tiga podium, itupun bukan puncak podium. Padahal Burgess merasa, semestinya Rossi dan Ducati mampu meraih lebih dari pada itu.

“Tak sekalipun kami memenangkan balapan, apalagi memenangkan kompetisi. Kami juga tak mampu mengamankan masa depan Valentino di Ducati. Padahal itu menjadi target utama,” katanya.  [Harian Rakyat Merdeka]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA