Kado Pahit Buat Gita

Dua Wakil Indonesia Tersingkir Di BWF Super Series 2012

Sabtu, 15 Desember 2012, 08:43 WIB
Kado Pahit Buat Gita
Badminton World Federation

rmol news logo Dua wakil Indonesia yang berlaga di ajang BWF Superseries Finals 2012, gagal memberikan kado istimewa kepada Ketua Umum Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI), Gita Wirjawan yang baru dilantik, kemarin.

Mereka adalah dua ganda cam­puran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan Muhammad Rijal/Debby Santoso. Keduanya gagal me­laju ke semifinal, setelah di­singkirkan lawan-lawannya.

Bertanding di Shanzhen Bay, China, kemarin, Tontowi/Liliyana takluk dari ganda tuan rumah sekaligus unggulan pertama, Chen Xu/Jin Ma dengan skor 14-21 dan 11-21 di Grup A. Sementara, Rijal/Debby yang tergabung di Grup A, dising­kir­kan ganda Den­mark, Joachim Fi­scher Niel­sen/Christina Pedersen dalam dua game langsung 16-21 dan 16-21.

Tontowi/Liliyana yang me­nempati unggulan ketiga di tur­namen akhir tahun ini terlihat tidak berkutik menghadapi pa­sangan tembok China tersebut. Bahkan, Tontowi/Liliyana selalu membuat kesalahan sendiri dan tidak mampu menahan serangan lawan.

Sementara itu, Rijal/Debby sempat memberi perlawanan kepada Nielsen/Pedersen sebelum ditaklukan dalam waktu 41 menit. Di game pertama, Sebenarnya di awal game, Rijal/Debby sempat mengimbangi permainan Joa­chim/Christina sampai angka 3-3.

Sayang, pebulutangkis pering­kat enam dunia di nomor ganda campuran itu terus melaju dan me­nutup interval dengan ke­unggulan 11-7. Selanjutnya, Rijal/Debby selalu tertinggal dan akhirnya menyerah 16-21.

Memasuki game kedua, pebu­lutangkis tanah air yang kini berada di peringkat tujuh dunia ini tetap tidak merubah gaya per­mainan­nya. Di awalnya, sudah ter­tinggal 2-5, namun Rijal/Debby mam­pu mengejar dan menya­makan kedu­dukan menjadi 5-5. Selanjutnya, kejar mengejar poin dilakukan kedua pasangan, tapi Rijal/Debby hanya terhenti di angka 16.

 Atas kekalahan dua ganda campuran tersebut, habis sudah wakil Indonesia di ajang BWF Superseries Finals 2012. Ten­tunya, ini menjadi kado pahit, sekaligus cambuk bagi pe­ngurus PBSI baru yang dipim­pin Gita Wirjawan.

 

Gita Siap Mundur

Sementara itu, Ketua Umum PB PBSI, Gita Wirja­wan siap melepas jabatan­nya, jika gagal mengembalikan nama besar Indonesia di dunia bulutangkis.

“Saya rasa tidak hanya dalam konteks olahraga saja. Jika saya tidak mampu memenuhi harapan kita semua maka saya siap mun­dur,” kata Gita usai pelan­tikan PBSI di Pelatnas Cipayung, Jakarta, kemarin.

Gita tidak menjanjikan bisa membawa kebangkitan bulu tangkis Indonesia dalam jangka pendek. “Butuh waktu dan proses untuk mencapai hasil yang dinginkan. Kita baru akan bisa melihat arah bulutangkis Indo­nesia pada 2014 atau 2015,” ujar Menteri Perdagangan itu.

Gita juga mengakui, untuk mengangkat prestasi akan sangat berat, jika tidak didukung semua pihak. Menurutnya, sejumlah pekerjaan rumah secepatnya harus dilakukan oleh PBSI.

Tugas mendesak PBSI yang butuh penanganan cepat adalah pe­ningkatan prestasi dan pem­binaan. Untuk mendongkrak ke­dua hal tersebut, Gita menunjuk Rexy Mai­naki sebagai kepala bidang pem­binaan dan prestasi.

“Saya percaya penuh kepada Rexy untuk menyu­sun rencana kerja untuk tahun 2013 dan seterusnya. “Rexy akan menen­tukan pemain junior, pra­tama, dan utama. Ia juga akan me­milih pemain yang berhak untuk ber­­tanding di kompetisi dalam negeri maupun luar negeri,” tambah Gita.  [Harian Rakyat Merdeka] 

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA