KISRUH PSSI

KPSI: Selalu Ada Brutus dalam Setiap Perjuangan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Senin, 16 Januari 2012, 11:01 WIB
KPSI: Selalu Ada Brutus dalam Setiap Perjuangan
pssi/ist
RMOL. Tidak aneh bila ada pernyataan dari oknum klub yang hadir dalam Rapat Akbar Sepakbola Nasional (RASN) di Hotel Pullman Jakarta, pada 18 Desember 2011. Oknum klub itu mengatakan bahwa mereka seolah dikibuli hadir ke RASN untuk menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) Persatuan Seluruh Sepakbola Indonesia (PSSI).

"Selalu ada brutus dalam setiap perjuangan. Klub-klub amatir adalah sasaran paling gurih untuk digoyang konsistensinya," kata Bendahara Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI), Budi Setiawan, kepada Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Senin, 16/1).

Di sisi lain, lanjut Budi, fenomena pengkhianatan klub amatir ini adalah bukti bahwa Djohar Arifin dan Farid Rahman sangat ketakutan dengan hasil RASN yang memandatkan KPSI untuk menggelar KLB. Padahal salah satu kerugian dengan tidak bergulirnya KLB adalah klub amatir dan pemain.

Menurut Budi, pembatasan usia di divisi satu menimbulkan korban yang tidak sedikit, khususnya bagi pemain, karena pemberlakuan itu sama saja mematikan masa depan mereka di sepakbola. Dan ini merupakan pelanggaran sistemikyang mengatasnamakan konstitusi, sebab jika sesuai konstitusi pasti tidak merusak.

"Mereka (Djohar Arifin dan Farid Rahman) sangat ketakutan dan tidak tahu harus berbuat apa. Satu-satunya jalan bagi mereka adalah menggembosi suara dukungan KLB. Tapi seperti kata Pak Nyalla, bila mereka menggembosi lima suara kami akan datangkan 10 suara, mereka gembosi 20 kami datangkan 50," tegas Budi.

Saat ini, masih kata Budi, KPSI terus merajut komunikasi kepada semua pihak yang mendukung KLB dengan sangat intens. Bahkan kepada pengurus PSSI yang sudah didelegitimasi. Budi juga mengatakan bahwa KLB bukanlah barang tabu dan bukan sesuatu yang sia-sia karena tujuannya adalah menegakkan konstitusi yang diatur dalam statuta.

Masih kata Budi, KPSI pun menantang Djohar dan Farid untuk menggelar diskusi publik agar masyarakat dan pelaku bola tahu seperti apa duduk perkara sebenarnya. Toh pengurus PSSI juga tidak transparan menyebutkan nama-nama klub yang katanya 11 double , 80 bukan anggota PSSI.

"Mereka bicara rekonsiliasi namun menebar ancaman, bicara kebenaran namun selalu berbohong. Yang paling lucu adalah persik kediri, tidak pernah memberi dukungan KLB tetapi kemudian mencabut. Kita yang melihatnya sudah sangat jengah dengan cara-cara tidak terpuji seperti ini. [ysa]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA