Bos teknik Ducati, Filippo PreÂÂÂziosi memberi sinyal kuat akan melakukan perubahan yang drasÂtic pada sasis motor DesmoÂseÂdici. Rencanannya, rangka karbon motor Ducati yang rigid akan diganti dengan rangka aluÂmunium konvensional.
Selama ini,
The Doctor selalu mengeluh mengenai tidak nyeÂtelÂnya motor pabrikan Italia terÂsebut dengan dirinya terutama di bagian
front-end. Akibatnya, moÂtor tersebut sulit dikendalikan atau
understeer.Jika pergantian tersebut sukÂses, maka pebalap asal Italia itu akan merasakan rangka serupa deÂngan motor pabrikan Jepang. Soalnya, rangka alumunium meÂrupakan ciri khas dari motor keÂluaran negeri sakura.
Rossi menyangkal ide pengÂganÂtian sasis itu berasal dari diriÂnya. Meski begitu, bekas pebalap Honda dan Yamaha ini tidak anÂtiÂpati mencoba hal yang baru demi memperbaiki performa motornya.
“Kami banyak berbicara untuk mencoba dan memperbaiki moÂtor ini, dan saya sadar bahwa Tim Ducati sudah bekerja keras. TeÂtaÂpi, saya tidak tahu persis tenÂtang kerangka aluminium atau solusi lain. Bagi saya, salah satu cara cerdas adalah bekerja dengÂan dua ide yang berbeda,†kata Rossi.
Rossi juga mengisyaratkan keÂpada tim teknisnya agar memaÂdukan pengetahuan motor pabriÂkan Italia, untuk kemajuan timnya.
Sementara itu, dukungan juga datang dari bos kru Ducati, Jerry BurÂgess. Burgess menilai, pengÂguÂnaan bahan sasis serupa dengan pabrikan Jepang buÂkanÂlah hal yang buruk.
“Sangat mudah untuk mengaÂtakan bahwa ada sesuatu yang leÂbih konvensional. Tidak semua perÂusahaan yang ikut balapan meÂlakukan apa yang perusahaan lain lakukan, dan ini adalah keÂputusan yang dibuat pada tingkat yang jauh lebih tinggi,†kata BurÂgess kepada
MCN.“Kami memiliki pikiran yang terbuka, dan siap menggunakan apa yang diyakini lebih baik,†tamÂbahnya.
Burgess juga mengkritisi DuÂcati yang hanya berpusat di kota Bologna, Italia, untuk meracik motor-motor Ducati. Padahal kaÂtaÂnya, masih banyak cabang unÂtuk memadukan keberagaman pengetahuan otomotif dunia.
“Idealnya, di sebuah perusahaÂan dengan sumber daya yang beÂsar, anda sebaiknya menjalankan dua proyek paralel, atau di bebeÂraÂpa perusahaan ada tiga atau emÂpat, tergantung pada kekuatan yang diÂmiliki. Itu menentukan berapa baÂnyak yang bisa lakukan dan sebeÂrapa banyak perbedaan yang dapat anda lakukan,†katanya.
[rm]
BERITA TERKAIT: