Di partai puncak, Schiavone yang menempati unggulan lima sudah ditunggu petenis China, Li Na yang berhasil menyingkirkan bekas petenis nomor satu dunia, Maria Sharapova.
Duel Schiavane kontra Li Na sebelumnya sudah pernah berÂtemu sebanyak empat kali sejak 2007. Keduanya, sama-sama berÂbagi dua kemenangan. “Saya haÂrus banyak bergerak di laga nanÂti, jelas ini pengalaÂman akan jadi faktor (di laga fiÂnal),†kata SchiaÂvone seperti diÂlansir Reuters.
“Namun Li telah bermain luar biasa tahun ini termasuk gemiÂlang di Australia. Ini akan jadi laga yang ketat,†ujarnya.
Sementara itu, Li Na bertekad menjadi petenis Asia pertama yang memenangkan gelar grand slam. “Ini adalah suatu pertanÂdiÂngan yang sangat penting unÂtuk dunia tenis Cina. Mereka akan menyiarkan pertandingan langsung ini di televisi,†kata Li kepada wartawan, kemarin.
Petenis peringkat enam dunia itu memiliki kesempatan untuk membuat terobosan besar di ajang grand slam setelah pada Januari lalu dia gagal menjadi juara di final Australia Terbuka setelah dikalahkan Kim Clijsters melalui straight set.
“Saya kini datang ke lapangan pertandingan dengan lebih perÂcaÂya diri,†Li menegaskan. “AnÂda harus percaya bahwa AnÂda bisa melakukannya,†tambahÂnya.
Dia mengaku tidak tahu beraÂpa banyak yang bisa dilakukan untuk kemajuan tenis Cina. “TaÂpi, saya tahu bahwa jika seseÂorang menang di final maka anak muda di Cina akan mengatakan ‘mungkin aku bisa melakukanÂnya sendiri’,†ujar Li. [RM]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: