Kegiatan yang akan digelar secara luring dan daring ini juga akan melibatkan para pejabat Kemenag Kristiani, Pembimas, Penyuluh, guru agama, maupun pegawai Kristiani seluruh Indonesia.
Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan penyelenggaraan Natal tahun ini dimaksudkan sebagai ruang kebersamaan bagi umat Kristen dan Katolik yang selama ini beribadah secara terpisah. Menurutnya, penyatuan ruang perayaan dapat memperkuat persaudaraan tanpa mencampuradukkan ritual keagamaan.
“Selama ini saya melihat umat Katolik dan Kristen menyelenggarakan perayaan secara sendiri-sendiri. Kenapa tidak disatukan agar terasa lebih kebersamaan,” ujar Menag di Surabaya, Rabu (26/11/2025). Ia menekankan kebersamaan ini tidak berarti umat agama lain ikut dalam prosesi ibadah. “Tidak ada ritual keagamaan yang dilakukan bersama. Kita sudah ada petunjuk dari Majelis Ulama,” tambahnya.
Hal ini menjadi pesan kunci, bahwa persaudaraan terjalin kuat di ruang publik, namun keyakinan pribadi tetap dihormati sepenuhnya.
Puncak perayaan akan dibuka dengan Ibadah Oikoumene (inter denominasi), momen langka yang menyatukan umat Kristen dan Katolik dalam satu ruang, dipandu oleh liturgi inklusif.
Dirjen Bimas Kristen Jeane Marie Tulung menyebutbya sebagai simbol persatuan iman. “Kita ingin menunjukkan bahwa perbedaan tradisi bukanlah jarak, melainkan kekayaan iman yang dapat dirayakan bersama,” ujarnya.
Sementara Dirjen Bimas Katolik Suparman menambahkan bahwa penyelenggaraan Natal Kemenag merupakan bentuk pemenuhan hak beragama bagi seluruh pegawai dan masyarakat yang menjadi bagian dari kementerian ini.
“Kemenag memiliki pegawai Kristen dan Katolik dari pusat sampai daerah. Mereka berhak merayakan ibadah agamanya bersama keluarga dan komunitasnya,” jelas Suparman.
Setelah ibadah, Menteri Agama dan tokoh lintas agama akan bergabung dalam sesi perayaan bersama, menegaskan peran Natal sebagai ruang perjumpaan lintas iman yang memancarkan pesan damai dan harmoni nasional.
Kehadiran seluruh pimpinan aras gereja nasional (PGI, KWI, PGPI, dll.) menunjukkan dukungan kolektif terhadap penguatan persaudaraan lintas gereja dan komitmen bersama untuk kerukunan nasional.
Kepala Biro Humas dan Komunikasi Publik Kemenag, Thobib Al-Asyhar, menyampaikan bahwa seluruh rangkaian kegiatan disiapkan sebagai bentuk kehadiran negara yang memuliakan seluruh umat beragama. Ia berharap Natal Kemenag dapat menjadi ruang perjumpaan yang memperkuat harmoni antar pemeluk agama dalam bingkai kebinekaan Indonesia.
“Kemenag harap, momen Natal bisa jadi ruang perjumpaan umat Kristiani dan masyarakat lintas iman untuk merawat harmoni dan memperkuat kerukunan bangsa dengan tetap saling menghargai keyakinan dan ibadah masing-masing,” ujarnya.
BERITA TERKAIT: