Bantuan dikirim secara bertahap ke sejumlah wilayah terdampak, termasuk Gayamsari, Genuk, Pedurungan, Semarang Utara, dan Semarang Timur.
“Saya juga telah mengirim tim untuk memberikan dukungan dari sisi logistik dan shelter. Jadi Kementerian Sosial terlibat dalam penyediaan logistik dan shelter pada masa-masa kedaruratan,” kata Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul usai mengunjungi Sekolah Rakyat Terintegrasi 45 Semarang, Rabu, 29 Oktober 2025.
Banjir yang sudah berlangsung sepekan itu dipicu hujan berintensitas tinggi, dengan ketinggian air mencapai 10 hingga 80 sentimeter di sejumlah titik.
Bantuan yang dikirim Kemensos meliputi 5.000 paket makanan siap saji, 2.000 paket makanan anak, 5.000 paket lauk pauk siap saji, 1.000 paket kidware, 1.000 paket family kit, 1.000 lembar tenda gulung, 1.000 lembar selimut, 300 paket sandang dewasa, 500 lembar kasur, 20 unit lampu darurat, 100 unit tenda keluarga, 10 unit tenda serbaguna, serta 4 unit toilet portable.
Seluruh bantuan berasal dari anggaran APBN Kemensos dan didistribusikan melalui gudang Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah.
“Hari ini kita telah mengirim berbagai kebutuhan di masa kedaruratan ini, seperti tenda, makanan siap saji, obat-obatan, pakaian anak dan dewasa, serta kebutuhan perempuan yang menjadi prioritas,” ujar Gus Ipul.
Total nilai bantuan yang telah dikirimkan untuk penanganan banjir di Jawa Tengah mencapai Rp3,69 miliar.
“Per hari ini kita sudah mengirimkan logistik lebih dari Rp3 miliar atau sekitar Rp3,6 miliar,” tambahnya.
Selain bantuan logistik, Kemensos juga mendirikan dua dapur umum di Kecamatan Pedurungan dan Kecamatan Gayamsari.
“Kalau memang perlu tenda pengungsian, disiapkan tenda pengungsian, lalu ada layanan psikososial. Jadi kita sudah punya dukungan-dukungan dalam rangka situasi kedaruratan,” jelas Gus Ipul.
Menurut data BPBD Kota Semarang, tiga warga meninggal dunia akibat tenggelam dan satu orang masih hilang terseret arus sungai. Menyikapi hal itu, Kemensos akan memberikan santunan kepada ahli waris serta dukungan pengobatan bagi korban luka.
“Untuk korban meninggal ada santunan, untuk yang luka-luka ada dukungan pengobatan. Setelah itu kita akan asesmen, kalau memang butuh pemberdayaan, kita tindaklanjuti dengan program pemberdayaan,” ucap Gus Ipul.
Ia menegaskan, penanganan korban banjir dilakukan melalui tiga tahap, yaitu evakuasi oleh tim terlatih, masa kedaruratan dengan penyediaan shelter dan logistik, serta masa rehabilitasi dan rekonstruksi.
“Seperti ini mungkin tidak cukup sehari-dua hari. Nanti sampai surut, sampai sudah kembali ke rumah, baru masa kedaruratannya selesai,” tutupnya.
BERITA TERKAIT: