Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Lampung (Unila) Prof. Bustanul Arifin membantah paradigma tersebut.
"Kita sering terjebak membahas ketahanan pangan itu hanya urusan perut. Salah! Ketahanan pangan adalah urusan otak. Adalah kualitas gizi yang masuk ke cara pandang masyarakat," kata Bustanul dalam diskusi bertajuk ‘Bagaimana Kondisi, Pencapaian dan Tantangan Sosial-Ekonomi Indonesia Setelah 80 Tahun Indonesia Merdeka’ yang diselenggarakan Forum Insan Cita secara virtual, Senin malam, 18 Agustus 2025.
Menurut dia, program Makan Bergizi Gratis (MBG) belum mengatasi masalah gizi anak-anak Indonesia yang masih rendah.
Oleh sebab itu, definisi ketahanan pangan harus berorientasi pada mencerdaskan anak bangsa agar memiliki SDM unggul dan berdaya saing tinggi.
"Kalau anak tidak bergizi, apakah dengan MBG selesai? Kalau anak tidak bergizi, bagaimana bisa berdaya saing bangsa ini?” tandasnya.
BERITA TERKAIT: