Fenomena ini memunculkan istilah baru yakni Rohana (rombongan hanya nanya) dan Rojali (rombongan jarang beli).
Deputi Bidang Statistik Sosial BPS, Ateng Hartono, menyampaikan bahwa hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2025 menunjukkan kelompok masyarakat kelas atas cenderung mulai menahan pengeluaran konsumsinya.
"Namun ini tentu tidak serta-merta berpengaruh ke angka kemiskinan karena kan itu kelompok atas saja," katanya lewat keterangan tertulis, dikutip Kamis, 31 Juli 2025.
Dia menekankan bahwa fenomena Rojali menjadi alarm penting bagi pemerintah. Negara harus turun tangan menjaga konsumsi dan kestabilan ekonomi rumah tangga kelas menengah bawah.
"Fenomena Rojali memang belum tentu mencerminkan tentang kemiskinan," tegasnya.
Fenomena Rohana dan Rojali mencerminkan dinamika baru dalam perilaku konsumsi masyarakat yang tak bisa diabaikan begitu saja. Meski belum tentu berkaitan langsung dengan tingkat kemiskinan, pola ini menjadi sinyal perlambatan daya beli yang patut direspons serius oleh pemerintah.
BERITA TERKAIT: