Wakil Ketua Umum IPHI, Anshori, menyatakan bahwa penyediaan makanan di Armuzna dalam skala besar merupakan hal baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
“Ini adalah terobosan baru. Meskipun kondisinya padat, petugas tetap berupaya memberikan pelayanan yang sempurna kepada jemaah,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu 21 Juni 2025.
Namun demikian, IPHI juga memberikan catatan atas pelaksanaan layanan tersebut di lapangan yang menghadapi sejumlah kendala, terutama dalam hal distribusi konsumsi. Menurut Anshori, padatnya konsentrasi jemaah di satu lokasi menjadi tantangan logistik yang signifikan.
“Tantangan utamanya adalah logistik. Seluruh jamaah berkumpul di satu lokasi dalam waktu bersamaan, sehingga distribusi pun menjadi sangat kompleks,” jelasnya.
Ia menyarankan agar ke depan, pihak penyedia layanan melakukan persiapan lebih matang, termasuk memulai aktivitas operasional sejak dini hari dan memperkuat komunikasi kepada jemaah mengenai kemungkinan keterlambatan.
“Dengan informasi yang jelas sejak awal, jemaah akan lebih memahami jika ada keterlambatan di luar kendali,” tambahnya.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban atas keterlambatan layanan konsumsi tersebut, BPKH Limited sendiri telah menyalurkan kompensasi kepada lebih dari 42.000 jemaah dengan total nilai 862.000 riyal Saudi atau sekitar Rp3,7 miliar. Anshori mengapresiasi langkah cepat itu sebagai respons yang tepat dan terbuka.
“Penting untuk menyelesaikan persoalan dengan cepat dan terbuka, agar tidak berkembang menjadi isu yang berkepanjangan,” katanya.
Lebih lanjut, Anshori berharap terobosan ini dijadikan bahan evaluasi oleh semua pihak agar dapat disempurnakan di tahun-tahun mendatang.
“Saya yakin semua pihak memiliki niat baik. Apa yang terjadi bukan karena kesengajaan, tetapi karena situasi yang sangat crowded dan menantang,” ujarnya.
IPHI menekankan pentingnya peningkatan layanan konsumsi bagi jemaah, terutama pada fase paling melelahkan dalam ibadah haji.
“Mudah-mudahan tahun depan kita bisa lihat layanan ini berjalan lebih lancar, karena ini adalah kebutuhan penting jemaah yang melewati fase paling melelahkan dalam ibadah haji,” tutup Anshori.
BERITA TERKAIT: