Program ini diikuti oleh 37 pemimpin muda dari berbagai daerah di Indonesia, dan dibuka oleh Course Leader, yang juga Ketua Perkumpulan Kader Bangsa, Dimas Oky Nugroho. Para peserta adalah pemimpin muda dari berbagai profesi dan lintas aktivitas, termasuk lintas partai politik, akademisi, ekonom, peneliti, profesional, kepala daerah anak muda, anggota legislatif muda, ASN, hakim, aktivis kepemudaan, keagamaan, masyarakat sipil, entrepreneur, pegiat literasi, budaya, jurnalis dan lingkungan hidup.
Acara yang berlangsung empat hari ini diisi oleh Kepala Badan Pengentasan Kemiskinan RI, Budiman Sudjatmiko; Staf Khusus Presiden RI, Dirgayuza Setiawan, yang juga pegiat pendidikan dan SDM unggul; Hasanuddin Ali, CEO lembaga riset Alvara yang juga Ketua Lakpesdam PBNU; Teten Masduki, mantan Menteri Koperasi Dan UMKM periode 2019-2024; Staf Khusus Menko Perekonomian, Raden Pardede; Direktur Eksekutif Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari; pengusaha nasional yang juga Menko Kesejahteraan Rakyat (2005-2009), Aburizal Bakrie, CEO GDP Venture, Martin Hartono; Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin; penulis dan narator, Fahd Pahdepie; pengamat politik Burhanuddin Muhtadi; pegiat komunitas kreatif Wisnu Nugroho; serta Direktur Kolaborasi Strategis Grab Indonesia, Uun Ainurrofiq; sampai pegiat hukum dan HAM, Haris Azhar.
Dalam sesi pembukaan, Course Leader Kader Bangsa Fellowship atau KBFP, Dimas Oky Nugroho menyatakan bahwa tujuan pelatihan singkat dan pertemuan pemimpin muda ini adalah untuk mempersiapkan generasi-generasi muda Indonesia sebagai calon pemimpin publik.
"Kita semua, tak hanya pemerintah, harus lebih serius dan saling bekerja sama mempersiapkan kapasitas dan integritas anak-anak muda Indonesia untuk kelak menjadi pemimpin publik dan memimpin di berbagai sektor. Pelatihan ini secara konsisten alhamdulillah telah diinisiasi secara independen sejak 2011, meningkatkan kesadaran kebangsaan dan menjahit jejaring pemimpin muda, para 'local champion', apapun latar belakangnya, terpenting mereka anak bangsa, ingin berkontribusi memajukan lingkungannya, daerahnya, bangsa dan negaranya," ungkap Dimas dalam keterangannya, Rabu, 28 Mei 2025.
Ia menjelaskan para alumni Kader Bangsa Fellowship saat ini telah membentuk sekitar seribu lebih jejaring pemimpin muda nasional, berkiprah di berbagai bidang, mulai dari menteri, kepala daerah, anggota legislatif, pemimpin kampus, media, organisasi masyarakat sipil, birokrat, sampai pengusaha dan tokoh publik.
"Prosesnya rekrutmen memang dilakukan selektif, yakni kiprah dan karakter calon peserta Kader Bangsa Fellowship akan sangat menjadi perhatian tim seleksi independen yang terdiri sejumlah pakar. Prinsip kita adalah mengumpulkan para pemimpin muda ini dalam satu semangat besar, mari mencintai dan membangun negara ini secara guyub dan produktif,” jelas dia.
“Terlebih era geopolitik dan ekonomi global saat ini, Indonesia butuh anak-anak bangsa yang berkarakter, bervisi dan berinisiatif baik. Berbeda boleh, beraktivitas positif harus, tapi untuk kepentingan nasional kita harus guyub dan progresif," tegas Dimas.
Sementara itu, Staf Khusus Presiden RI, Dirgayuza Setiawan mengapresiasi program KBFP telah berjalan secara konsisten. Menurutnya program seperti KBFP selaras dengan visi Presiden Prabowo Subianto dalam membangun sumber daya manusia (SDM) unggul.
“Presiden Prabowo berkomitmen untuk menghadirkan sekolah-sekolah unggul di seluruh Indonesia sebagai bagian dari strategi besar peningkatan SDM nasional,” ujar Dirgayuza.
Hasanuddin Ali, peneliti dan CEO Alvara Research Center, menyoroti pentingnya memanfaatkan momentum bonus demografi Indonesia yang diperkirakan akan berakhir pada 2030–2035.
“Kita punya waktu yang sangat terbatas untuk mencetak generasi unggul. Ini bukan hanya tugas pemerintah, tetapi semua pihak,” tegas Hasanuddin yang juga salah satu Ketua PBNU ini.
Kepala Badan Pengentasan Kemiskinan RI, Budiman Sudjatmiko, menyatakan pentingnya para pemimpin muda untuk terlibat dalam berbagai kegiatan positif yang mampu mendorong upaya pengentasan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
"Para pemuda Indonesia dari mulai tingkat desa sampai kota, daerah dan nasional, harus memahami dan mengikuti perkembangan teknologi dalam upaya mendorong perekonomian, menurunkan kemiskinan dan mewujudkan kesejahteraan. Peningkatan SDM dan khususnya bagi para pemimpin muda, membaca perkembangan zaman menjadi sangat penting sehingga kita tidak menjadi bangsa yang tertinggal oleh transformasi zaman," ujarnya.
Kader Bangsa Fellowship atau KBFP dilaksanakan secara independen dalam semangat kolaborasi antara masyarakat sipil, sektor swasta, dan aktor pemerintah. Program ini juga dirancang secara inklusif untuk memperluas wawasan dan kesadaran kewargaan serta kebangsaan para pemimpin muda dari berbagai daerah dalam membangun Indonesia yang lebih maju, demokratis, guyub, dengan tetap menghargai keberagaman.
BERITA TERKAIT: