Peristiwa tersebut menyebabkan kerusakan serius di sejumlah rumah warga. Di mana empat rumah dilaporkan rusak berat dan dua lainnya mengalami kerusakan sedang.
Insiden yang terjadi pada Sabtu dinihari, 17 Mei 2025, ini juga menimbulkan korban tertimbun material longsoran. Beruntung, korban berhasil diselamatkan berkat aksi cepat keluarga dan tetangga, meski mengalami sesak dada serta luka di kaki dan tangan.
Warga terdampak, Asep Sulaeman (47) mengatakan, peristiwa tanah longsor terjadi pada pukul 04.20 WIB saat dirinya hendak menuju kandang sapi untuk memerah susu.
“Pas longsor saya sudah di bawah, di kandang sapi,” ujar Asep kepada
RMOLJabar, Sabtu 17 Mei 2025.
Asep mengaku mengetahui ada longsoran tanah saat warga histeris berteriak longsor. Ia pun langsung meninggalkan kandang untuk membantu keponakan perempuannya yang tertimbun longsor.
"Saya bangunin semua untuk menolong adik saya dan anaknya. Enggak jadi merahnya. Tapi setelah dievakuasi baru saya merah," tuturnya.
Menurut Asep, longsor tiba-tiba terjadi tanpa menunjukkan tanda-tanda tertentu seperti retakan tanah.
"Jadi warga kaget aja, karena longsornya tiba-tiba," terang Asep.
Ia juga mengaku siap direlokasi jika itu menjadi keputusan pemerintah.
“Kalau disuruh pindah, pindah tergantung pemerintah,” tambahnya.
Warga lain, Yadi (38), mengungkapkan, longsor terjadi dua kali dalam dua hari berturut-turut.
“Memang tiap hujan ada longsoran kecil tapi yang terbesar yang sekarang,” ujarnya.
Ia menjelaskan, longsor pertama terjadi pada Jumat (16 Mei 2025) dan merusak satu rumah. Sedangkan longsor kedua pada Sabtu (17 Mei 2025) membuat lima rumah terdampak.
“Jadi ada empat rumah rusak parah, dua rusak sedang. Baik yang berada di atas maupun yang di bawah tebing,” jelas Yadi.
Secara keseluruhan, Yadi mengungkap, bencana tersebut berdampak pada 21 rumah.
"Kalau ditotalkan 35 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah jiwanya 107 orang yang dievakuasi," tandasnya.
BERITA TERKAIT: