Dedi mengaku berencana merevitalisasi tempat bersejarah yang merupakan peninggalan Kerajaan Pajajaran tersebut.
Prasasti Batutulis yang dikelola Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah IX Jawa Barat, UPTD Kementerian Kebudayaan itu agar disesuaikan dengan keberadaan Batutulis itu sendiri, sehingga memiliki nilai estetika dan sejarah yang tinggi.
“Kalau diperbolehkan oleh Kementerian Kebudayaan, saya akan bangun tahun ini juga, dengan desain arsitektur yang disesuaikan dengan peradaban Sunda,” kata Dedi dikutip dari
RMOLJabar.
Dedi juga akan meminta tim ahli geologi, ahli bahasa, ahli sejarah, dan filologi untuk menyusun buku yang dapat menjelaskan Batutulis secara akademis.
“Sehingga saat kita berkunjung ke tempat bersejarah, kita bisa memahami bahwa dulu pernah ada peradaban. Raja itu dilantik dengan membuat tulisan di batu yang abadi. Ini menunjukan bahwa orang Sunda punya leluhur yang cerdas, pintar, dan hebat pada masanya,” kata Dedi.
Dengan begitu, ke depan siapa pun yang menjabat sebagai walikota dan wakil walikota Bogor bisa menceritakan sejarah peradaban Sunda dan Pakuan Pajajaran.
Di sisi lain, Dedi juga mengapresiasi langkah Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor yang menunjukan semangat tinggi untuk membangun Museum Pajajaran.
Meski belum terwujud, langkah menuju ke sana telah dibuktikan dengan kehadiran Bumi Ageung Batutulis.
“Semangat membangun museum juga sudah luar biasa. Tinggal nanti ada sentuhan arsitekturnya supaya lebih mengesankan sebagai sebuah museum sejarah masa lalu,” kata Dedi.
BERITA TERKAIT: