Sinta menyampaikan pesan persatuan dan persaudaraan, dalam acara bertajuk "Pangkat dan jabatan belum tentu membuatmu bahagia, namun iman dan taqwa akan mengantarkanmu menuju surga".
Mulanya, ia bercerita tentang keberagaman yang ada di Indonesia, mulai dari agama hingga suku yang tidak menghalangi setiap insan untuk bersatu dan bersaudara dalam hidup bernegara.
"Karena pada hakikatnya kita adalah satu. Satu apa? Kita bergaul sesama kita, berarti kita bersama berada di Indonesia. Maka kalau saya katakan kita satu, satu apa? Satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa," ujar Sinta di hadapan para tokoh agama.
Dalam kesempatan itu, dia mengajak seluruh hadirin yang hadir dalam acara yang dibalut dengan buka puasa bersama itu, untuk bersama-sama menyanyikan lagu satu nusa satu bangsa.
Selain itu, Sinta juga menyampaikan pentingnya persatuan dalam perbedaan politik. Dia pun menyinggung soal hak dipilih dalam kontestasi pemilihan umum (pemilu).
"Saya sering bertanya, apakah boleh kita saling berebutan? Boleh enggak berebutan? Bagus kalau berbuat kebaikan. Tapi kalau berebut kursi boleh enggak? Yang menjawab boleh siapa, yang enggak boleh siapa?" ucapnya seraya disambut tawa hadirin.
Dia menjelaskan, hak berpolitik yang dalam hal ini untuk menjadi kontestan yang dipilih bukan sesuatu yang dilarang.
"(Jawaban atas pertanyaan saya apakah boleh) berebut kursi? Yang mengatakan boleh itu hak anda, dan yang mengatakan tidak boleh juga hak anda, karena itu semua adalah hak asasi manusia," jelasnya.
"Dan saya juga punya hak mengatakan berebut kursi boleh, tapi ada asalnya. Asal apa? Boleh berebut kursi, asal tidak dipakai untuk memecah belah bangsa. Karena persatuan, persaudaraan kita adalah pilar utama tegaknya negeri Indonesia," tegas dia.
Oleh karena itu dalam acara di KWI, Sinta mengajak seluruh tokoh agama agar saling menghormati satu sama lain, termasuk mendukung ritualitas umat beragama saudara sebangsanya.
"Karena kita semua bersaudara, maka saya mengajak kepada saudara se-tanah air untuk melaksanakan sahur bersama saya, agar saudara-saudara yang beragama Islam bisa menjalankan ibadah puasa dengan baik," harapnya.
Sebelum menutup kata sambutannya, Sinta mengajak seluruh hadirin dalam acara tersebut untuk mengenang Presiden ke-4 RI lewat bacaan syair Abu Nawas yang biasa dibacakan Gus Dur ketika menutup ceramah atau pidatonya.
BERITA TERKAIT: