Hal ini dikatakan Direktur Perumda PAM Jaya, Arief Nasrudin dalam Focus Group Discussion (FGD) bertajuk "Tantangan Pengelolaan Air Minum Jakarta: Masalah dan Solusinya" yang digelar Komunitas Pemberdayaan Masyarakat Indonesia (KPMI) di Jakarta.
Arief mengatakan, PAM Jaya tidak hanya terbuka terhadap kritik, tapi juga saran membangun agar bisa lebih baik lagi dalam memberikan layanan kepada warga Jakarta.
"Kita sudah
on the track, namun demikian juga masih memerlukan energi tambahan. Termasuk, dengan adanya masukan positif dari kawan-kawan aktivis," kata Arief dalam keterangannya, Rabu 19 Maret 2025.
Ia berharap peran dari non government organization (NGO) untuk mensosialisasikan dan mengedukasi masyarakat terkait pentingnya menggunakan air bersih atau air minum melalui jaringan perpipaan.
Direktur Eksekutif KPMI, Andi Wijaya atau akrab disapa Adjie Rimbawan menuturkan, FGD ini salah satunya diadakan rangka memperingati Hari Air Sedunia.
"Ketersediaan air bersih dan sanitasi sangat berkaitan dengan pola hidup masyarakat. Kesehatan, kualitas hidup, dan produktivitas kerja dipengaruhi oleh faktor ini," kata Adjie.
Ia menambahkan, kurangnya infrastruktur air bersih/minum yang baik, terutama di daerah pinggiran kota dan pedesaan dapat berdampak pada kesehatan dan lingkungan. Selain itu, juga bisa memengaruhi ekonomi masyarakat.
Sementara itu, Ketua Umum Relawan Kesehatan (Rekan) Indonesia, Agung Nugroho mendukung Perumda PAM Jaya untuk segera merealisasikan cakupan air minum atau air bersih 100 persen di tahun 2030.
"Penggunaan air tanah di Jakarta dengan lingkungan permukiman padat penduduk sangat rentan pada pencemaran yang bisa berdampak pada kesehatan," kata Agung.
BERITA TERKAIT: