Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kemdiktisaintek Rancang Riset, Siapkan Solusi Masalah Program MBG

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Rabu, 12 Februari 2025, 13:21 WIB
Kemdiktisaintek Rancang Riset, Siapkan Solusi Masalah Program MBG
Salah seorang siswa menerima program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disediakan pemerintah/RMOL
rmol news logo Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi program prioritas yang diusung Presiden Prabowo Subianto. 

Kementerian Pendidikan Tinggi Sains Teknologi (Kemdiktisaintek) mengatakan, banyak hal yang dinilai perlu untuk penyempurnaan program ini mulai dari baham pangan, pengelolaan hingga distribusi. 

Untuk itu, Kemdiktisaintek akan merancang riset terkait hal-hal pendukung dalam program MBG dan mendorong perguruan tinggi akademik maupun vokasi untuk turut serta melakukan identifikasi kebutuhan peralatan maupun komponen-komponen yang digunakan. 

Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan Kemdiktisaintek, Fauzan Adziman menjelaskan, pelaksanaan program MBG membutuhkan peralatan pengolahan makanan danperalatan penyimpanan makanan yang masih banyak disuplai secara impor. 

“Karena MBG program baru, dari universitas sebetulnya sudah banyak terkait riset, tinggal yang kita lakukan sekarang menghubungkan keperluan dari tim MBG. Jadi supaya bisa dikembangkan kerja sama PT, PT Vokasi dengan UMKM. Jadi UMKM kita tingkatkan nilai tambahnya supaya bisa hasilkan alat yang standarnya dibutuhkan,” ujar Fauzan dalam bincang media di kantornya, dikutip Rabu 12 Februari 2025. 

Dalam hal logistik bahan pangan yang diperlukan dalam MBG, Kemdiktisaintek juga mengembangkan sistem pertanian klaster, yang diterapkan dengan menyesuaikan kebutuhan dari suatu wilayah.

Dalam implementasinya, pihaknya mengarahkan sejumlah perguruan tinggi di Indonesia dalam melakukan pendampingan terhadap masyarakat.

"Jadi, fungsi dari kampus adalah meningkatkan pendampingan dengan baik itu pertanian dan juga perkebunan. Sehingga solusi yang dibuat secara lokal itu bisa mengatasi masalah-masalah atau distribusi di desa-desa tersebut," kata Fauzan.

Salah satu yang menjadi pembahasan adalah penyediaan susu kemasan yang dinilai menjadi salah satu bagian termahal pada satu porsi MBG.

"Kita lagi mencari jalan supaya di setiap desa ada yang bisa memproses susu dengan alat-alat yang kita kembangkan di desa itu," lanjutnya. 

Program dan kegiatan riset ini tetap berjalan meskipun terdampak efisiensi anggaran pemerintah.

Fauzan mengungkapkan pihaknya mengalokasikan anggaran riset berbasis kepentingan. Sehingga, pemerintah tetap bisa memberikan anggaran untuk melakukan riset yang menjadi prioritas, salah satunya adalah riset swasembada pangan yang menjadi Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto.

Adapun riset yang berkenaan dengan program prioritas pemerintah seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), lanjut Fauzan, dana yang digunakan juga bisa bersumber dari anggaran program tersebut.

"Misalkan saja, tadi program MBG, karena kan riset ini bisa kita arahkan untuk membantu program MBG. Jadi, kalaupun dana risetnya diperkecil, tapi kita bisa menggunakan dana yang untuk MBG, untuk riset di bidang MBG, sehingga kita bisa geser," ungkapnya. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA