“Ini merupakan karya siswa kami, dengan konsep mengintegrasikan sistem pada kendaraan dan helm,” guru pembimbing SMKN 1 Purworejo, Eko Wahyu dikutip dari
RMOLJateng, Kamis 6 Februari 2025.
Gagasan awal helm ini muncul pada tahun 2019 oleh seorang siswa bernama Agung Budi. Saat itu marak kasus begal di berbagai daerah Indonesia.
“Jika terjadi pembegalan, pengendara bisa memberikan sinyal bahaya kepada sistem yang ada di motor. Hal itu akan membuat pelaku panik dan meninggalkan kendaraan,” kata Eko Wahyu.
Pada tahun 2023, inovasi ini kembali dikembangkan oleh siswa bernama Farhan. Ia menciptakan helm yang tidak hanya berfungsi sebagai alat anti begal, tetapi juga meningkatkan keselamatan pengendara.
Helm ini kemudian diikutsertakan dalam kompetisi yang diselenggarakan oleh Jasa Raharja dan berhasil meraih juara satu tingkat nasional.
“Alhamdulillah, inovasi ini berhasil meraih juara satu nasional dalam kompetisi Jasa Raharja,” kata Eko Wahyu.
Layaknya helm anti begal, inovasi terbaru ini juga menerapkan konsep integrasi antara helm dan motor. Sistem konektivitasnya diperluas dengan menambahkan fitur keselamatan pada alat kelengkapan berkendara.
“Pada helm ini, mesin motor tidak akan menyala jika pengendara belum mengenakan helm," kata Eko Wahyu.
Selain itu, helm akan memberikan notifikasi jika lampu sen masih menyala dan dapat mendeteksi keberadaan pengendara lain di belakangnya.
"Hal ini sangat berguna agar pengendara lebih waspada saat akan berbelok,” kata Eko Wahyu.
Eko Wahyu menambahan, selain meningkatkan keselamatan berkendara, helm ini juga dapat digunakan untuk mencegah pencurian kendaraan karena motor dan helm saling terkoneksi.
BERITA TERKAIT: