Hal ini diungkapkan Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni usai rapat terbatas di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin 30 Desember 2024.
Menanggapi hal tersebut, praktisi pertanian Muhammad Sobri mengaku mendukung program tersebut jika dibarengi dengan tatakelola hutan yang baik.
"Penyiapan 20 juta hektare hutan sebenarnya sangat mulia jika dikelola dengan benar. Tapi, jika salah konsep dan salah strategi tatakelola, maka justru akan mendorong masalah kekurangan pangan," kata Sobri dalam keterangannya, Jumat 17 Januari 2025.
Sobri mengaku belum melihat grand desain dan rencana yang disiapkan Pemerintah. Menurutnya, rencana ini harus terukur dengan baik agar tidak memiliki dampak bagi ekosistem.
Kata Sobri, Pemerintah harus mendengar masukan dari semua pihak agar masalah ancaman kekurangan pangan dapat teratasi.
“Dengarkan masukan dari manapun juga, baik LSM maupun para ahli untuk berpikir bersama mengatasi masalah ancaman kekurangan pangan. Bila tidak ditangani maka akan ada masalah sosial yang dapat berdampak luas," kata Sobri.
Ia khawatir jika Pemerintah salah konsep dalam program 20 juta hektare untuk cadangan ketahanan pangan, energi dan air.
“Sehingga hutan yang seharusnya menjadi cadangan pangan, energi dan air justru menjadi kerusakan pangan yang dapat menimbulkan masalah sosial yang baru," kata Sobri.
Selanjutnya, Sobri menjelaskan bahwa setiap pengambilan kebijakan pasti ada resiko yang penting setiap kebijakan yang diambil tidak merugikan.
“Jika rencana pemerintah ini dijalankan dengan baik maka dapat diterima oleh siapa pun. Bahkan dapat berjalan beriringan dengan konservasi hutan,” pungkas Sobri.
BERITA TERKAIT: