Caranya dengan memanfaatkan lahan Perhutani untuk ditanami padi Gogo di musim penghujan. Hal ini sebagai alternatif untuk penambahan Luas Tambah Tanam (LTT).
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan setempat, Sumanto, melalui Koordinator BPP Kecamatan Kare, Agung Setyonugroho menjelaskan, penanaman padi Gogo tersebut merupakan tindak lanjut dari sosialisasi dan Bimtek upaya Luas Tambah Tanam (LTT) program swasembada pangan Kementerian Pertanian RI.
"Ini teman-teman petani kita sedang budidaya padi Gogo. Padi Gogo bisa diandalkan saat musim penghujan. Apalagi kita saat ini dituntut untuk luas tambah tanam padi. Kalau hanya mengandalkan lahan sawah sudah tidak memungkinkan karena terbatas. Sehingga kita mempunyai strategis luas tambah tanam padi di lahan Perhutani dengan padi Gogo," jelas Agung kepada
RMOLJatim, Jumat 3 Januari 2025.
Penanaman padi Gogo sendiri sudah diawali di Desa Randu Alas dan Kuwiran, Kecamatan Kare.
Sunanto (50) petani lokal warga desa Randu Alas mengatakan, dirinya sudah memasuki tahun ke-3 menanam padi Gogo di wilayah Perhutani. Alasan memilih jenis padi tersebut dikarenakan padi Gogo bisa tumbuh dengan menggunakan air hujan.
"Saya sudah 3 tahun menanam padi Gogo di areal Perhutani. Jenis padi Gogo ini bisa hidup meski mengandalkan air hujan. Jadi saat masuki musim hujan saya mulai menanam padi Gogo," kata Sunanto saat ditemui di lahan Perhutani, Jumat, 3 Desember 2025.
Sunanto menambahkan, meski panen hanya setahun sekali dirinya tetap bersyukur. Dia berharap ada bantuan dari pemerintah berupa Submarsible (sumur sibel) yang bisa masuk areal Perhutani. Sehingga bisa panen 2 kali dalam setahun.
"Saya bersyukur padi Gogo ini bisa panen satu kali dalam setahun ya karena pengairannya mengandalkan air hujan. Harapannya ya kalau ada bantuan sumur sibel bisa masuk areal Perhutani ya padi Gogo ini bisa panen dua kali dalam setahun," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: