Hal tersebut disampaikan Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi BNPB, Abdul Muhari, dalam acara Disaster Briefing bertajuk "Penanganan Darurat Bencana Hidrometeorologi Basah Kabupaten Sukabumi dan Cianjur, digelar secara daring, pada Senin, 9 Desember 2024.
"Hari ini itu sudah 1.999 kali kejadian bencana di Indonesia, dengan paling dominan itu adalah bencana banjir dan cuaca ekstrem," ujar Abdul Muhari.
Dia menjelaskan, cuaca ekstrem yang terjadi di masa penghujan sekarang ini memberikan dampak bencana yang signifikan luas.
"Untuk banjir sendiri, dalam 20 minggu terakhir intensitasnya sangat tinggi. Tidak hanya banjir yang biasa menggenangi, tetapi luapan sungai ini dengan debit yang sangat tinggi, membuat genangan dengan arus yang sangat keras," urainya.
Menurutnya, bencana alam yang disebabkan cuaca ekstrem tidak bisa dianggap remeh, karena terbukti di Sukabumi dan Cianjur mengakibatkan korban jiwa yang cukup banyak.
"Memang di beberapa tempat terjadi bencana hidrometeorologi basah dan bahkan dengan intensitas yang cukup tinggi, artinya, memakan korban jiwa," katanya.
"Ini akan kita bahas secara lebih dekat, khususnya untuk bencana hidrometeorologi basah di Sukabumi dan Cianjur, Jawa Barat," demikian Abdul Muhari menambahkan.
BERITA TERKAIT: