Dalam video yang diterima wartawan melalui pesan WhatsApp, terlihat puluhan bus Transjakarta berbaris panjang dengan diisi para penumpangnya yang tampak berdiri karena saking padatnya.
“Wah ini gila 5,6,7,8,9,10,” kata perekam yang ada di video seraya sambil menghitung Tranjakarta.
Merespons kejadian tersebut, Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando Emas mendesak Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono untuk segera melakukan evaluasi terhadap jajaran direksi PT Transporstasi Jakarta (Transjakarta). Pasalnya, video yang berdar mencerminkan buruknya transportasi umum di Jakarta.
“Pj Gubernur (Heru Budi Hartono) atau Gubernur terpilih hasil Pilkada Jakarta 2024 harus dapat membuat kontrak terhadap semua pejabat yang diangkat untuk bisa menyelesaikan persoalan Jakartam, termasuk para direksi Transjakarta,” kata Fernando kepada wartawan, Rabu (11/9).
Tak sampai di situ, akademisi Universitas 17 Agustus 1945 ini pun juga menilai, dengan banyaknya persoalan yang kerap kali merugikan masyarakat saat menggunakan Transjakarta, menandakan direksi tidak becus dalam melakukan pengelolaan.
Karena itu, di akhir masa jabatannya sebagai Pj Gubernur DKI Jakarta, Fernando mendesak Heru Budi Hartono untuk segera mencopot jajaran direksi Transjakarta.
“Kalau memang direksi Transjakarta tidak dapat memberikan layanan terbaik bagi pelanggan dan meningkatkan kualitas layanan sebaiknya dicopot saja,” tegas dia.
Menurutnya, Transjakarta sebagai transportasi publik seharusnya bebas dari persoalan kemacetan bukan justru sebaliknya. Sebab, hadirnya Transjakarta merupakah uapaya Pemprov DKI untuk mengatasi persalan macet di Jakarta.
“Pemerintah Jakarta jangan hanya menghimbau masyarakat untuk menggunakan transportasi massal namun layanan dan fasilitas tidak dapat memuaskan pelanggan terutama tentang waktu perjalanan serta kenyamanan,” demikian Fernando.
BERITA TERKAIT: