Kepala Kankemenag Kota Jakarta Selatan M. Yunus Hasyim mengatakan, berdasarkan penelitian dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sekolah menjadi salah satu tempat yang rentan terhadap penyebaran ekstremisme.
Menurut Yunus, penyebaran paham IRET mengikuti perkembangan zaman. Sehingga, guru harus mampu menjadi agen pencerah bagi siswa dan memberikan edukasi tentang bahaya paham radikalisme.
“Pemahaman terkait moderasi beragama harus selalu ditanamkan dalam pemahaman peserta didik,” kata Yunus dikutip dari laman Kemenag, Selasa (16/7).
Terlebih bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk dan heterogen, sehingga banyak sekali keragaman yang ada di Indonesia.
“Moderasi Beragama menolak ekstremisme dan liberalism dalam beragama adalah kunci keseimbangan agar terpeliharanya peradaban dan terciptanya perdamaian,” kata Yunus.
Tak hanya itu, menurutnya, pemahaman moderasi beragama juga bisa mempererat kerukunan umat beragama khususnya di madrasah.
Diharapkan, peserta didik ke depannya dapat menjadi generasi moderat, toleran, memahami dan mengamalkan ajaran agama secara seimbang.
BERITA TERKAIT: