Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Politikus Kebon Sirih Kritik Tangga Curam di Stasiun Cakung

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/widodo-bogiarto-1'>WIDODO BOGIARTO</a>
LAPORAN: WIDODO BOGIARTO
  • Selasa, 06 Februari 2024, 13:20 WIB
Politikus Kebon Sirih Kritik Tangga Curam di Stasiun Cakung
Tangga curam di Stasiun Cakung, Jakarta Timur/Net
rmol news logo Banyak pengguna kereta api yang menggunakan Stasiun Cakung, Jakarta Timur, merasa tidak nyaman, karena harus menapaki 46 anak tangga di tiap sisi stasiun. Masing-masing anak tangga tersebut tingginya sekitar satu jengkal dengan lebar empat meter.

Sekretaris Komis B DPRD DKI Jakarta Wa Ode Herlina mengaku miris lantaran penumpang harus melewati tangga yang curam di Stasiun Cakung.

Wa Ode mengingatkan bahwa penumpang kereta api yang melalui stasiun tersebut tidak hanya orang dewasa, namun juga ada anak-anak dan orang lanjut usia (lansia), dan disabilitas.

“Keberadaan eskalator itu sebenarnya diperlukan banget. Memang, semuanya itu merupakan keputusan dari PT KAI. Semoga PT KAI memperhatikan masalah ini, sehingga memudahkan calon penumpang naik turun. Terutama lansia, anak-anak dan penyandang disabilitas,” ujar Wa Ode dikutip dari laman DPRD DKI Jakarta, Selasa (6/2).

Menurut dia, penyediaan eskalator akan membuat perjalanan para penumpang menjadi efektif dan efisien. Artinya, tidak ada keterlambatan waktu ke tempat tujuan.

Jika PT. KAI membangun eskalator atau lift di bagian pintu masuk dari arah Jalan Stasiun Cakung, tentunya akan memudahkan calon penumpang untuk beraktivitas.

Selama ini, ada dua akses menuju Stasiun Cakung. Antara lain, melalui tangga stasiun dari arah Jalan Raya Stasiun Cakung dan dari Jalan I Gusti Ngurah Rai, Bintara, Bekasi.

"Sedangkan elevator atau lift hanya disediakan untuk penumpang yang keluar masuk lewat Jalan I Ngurah Rai. Namun, hal itu menyulitkan warga Pulogebang, Rawa Bebek, Cakung, Klender, dan sekitarnya. Mereka terpaksa berputar cukup jauh,” kata politikus Kebon Sirih ini.

Karena itu, Wa Ode meminta PT. KAI untuk menambah lift atau elevator untuk penumpang.

“Biasanya, seperti di beberapa stasiun lainnya, dilengkapi dengan eskalator. Tetapi, itu hanya ada di salah satu sisi saja. Karena itu, perlu ditambah. Kalau masih punya ruang, ada baiknya dibangun eskalator. Itu biasanya yang membangun adalah Dirjen Perkeretaaopian,” kata Wa Ode.

Ia menambahkan, keberadaan lift dan tangga berjalan adalah bagian dari standar pelayanan minimal (SPM) bagi kelompok disabilitas dan anak-anak di stasiun kereta api.

“Ini sebenarnya kelengkapan untuk kelompok lansia, anak-anak, dan disabilitas,” pungkas politikus PDIP ini. rmol news logo article


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA