Oleh sebab itu dirasa perlu menghubungkan siklus pertanian, pelestarian bibit lokal, serta pemanfaatan teknologi yang sesuai karakteristik sosial maupun nilai budaya setempat.
Festival Genang Era sendiri merupakan kelanjutan dari program Sekolah Lapang Kearifan Lokal yang telah berlangsung sejak Oktober di Solor, Flores Timur. Program ini digagas Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat (KMA) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), di Kampung Leworok, Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, 15-17 November 2023.
Direktur KMA Kemendikbudristek, Sjamsul Hadi menjelaskan, dalam Festival Genang Era dihimpun anak-anak muda dari Adonara, Solor, dan Larantuka, dengan sebutan Pandu Budaya untuk menemukenali objek pemajuan kebudayaan daerahnya berkaitan dengan pangan lokal.
“Para Pandu Budaya itu lalu diarahkan untuk menyusun rencana kegiatan yang bertemakan Ekspresi Masyarakat Adat. Dari situ lalu para generasi muda Pandu Budaya memutuskan membuat suatu festival kearifan lokal dan budaya daerahnya yang bernuansa kedaulatan pangan,” ujar Sjamsul, melalui keterangannya, Jumat (17/11).
Dituturkan Sjamsul, Festival Genang Era fokus pada semua objek pemajuan kebudayaan yang terkoneksi dengan cara pengolahan dan pengelolaan pertanian serta pangan di Flores Timur.
Genang Era berarti mewariskan benih dalam bahasa lokal masyarakat adat suku Lamaholot, Larantuka. Benih dalam hal ini memberi makna terkait pangan, serta nilai-nilai kebaikan kebudayaan masyarakat kampung Lamaholot.
Adapun Kampung Leworok dipilih menjadi lokasi kegiatan festival karena masyarakatnya masih kuat menjalankan tradisi ritus siklus pertanian yang berkaitan dengan pangan lokalnya. Seperti yang dihelat pada November ini, di mana masyarakat adat Kampung Leworok melakukan salah satu ritual siklus pertanian Ape Naha untuk “mendinginkan” tanah sebelum ditanami benih.
Gelaran Festival Genang Era dimeriahkan dengan rentetan acara budaya seperti pameran pangan lokal masyarakat adat dan teknologi tradisional, lokakarya pengelolaan makanan setempat, tur budaya ke komplek rumah adat, kunjungan ke lahan adat, melihat praktik panen madu, lomba cerita rakyat, pertunjukan seni kedaulatan pangan, hingga ritual Ape Naha.
Retno Raswaty selaku Kepala Balai Media Kebudayaan (BMK) Kemendikbudristek menuturkan, Festival Genang Era juga menjadi program yang mempublikasikan nilai-nilai budaya dan ritual tradisi pengolahan pertanian dan pangan di Flores Timur.
“Nilai-nilai budaya sebagai identitas lokal perlu disebarkan melalui berbagai kegiatan dan dipublikasikan melalui berbagai media agar dapat diketahui masyarakat luas,” ucap Retno.
Festival Genang Era ini akan dipublikasikan melalui kanal Indonesiana.TV yang dikelola BMK sehingga menjadi tontonan kegiatan budaya yang edukatif kepada masyarakat luas untuk menambah cakrawala pengetahuan kebudayaan nasional.
BERITA TERKAIT: