Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Cetak Milenial Agripreneur, Kementan Maksimalkan Lembaga Pendidikan Vokasi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Selasa, 07 November 2023, 11:58 WIB
Cetak Milenial Agripreneur, Kementan Maksimalkan Lembaga Pendidikan Vokasi
Tim Ekpos SMK-PP Negeri Banjarbaru ikut mengisi kegiatan Milennial Indonesian Agripreneur (MIA) di Bogor/Ist
rmol news logo Untuk mencetak dan meregenerasi petani, peran sejumlah lembaga pendidikan vokasi terus dimaksimalkan oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian

Hal tersebut disampaikan Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi, saat membuka Milennial Indonesian Agripreneur (MIA) yang diselenggarakan di Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor, akhir pekan lalu.

Selain lembaga pendidikan vokasi, BPPSDMP melalui Program Youth Entrepreneur and Employment Support Services (YESS) juga menginisiasi rangkaian kegiatan Penumbuhan Petani Milenial dalam Mendukung Regenerasi Petani dan Ketahanan Pangan Nasional.

Program YESS merupakan kerja sama antara Kementerian Pertanian (Kementan) dengan International Fund For Agricultural Development (IFAD), dan dirancang untuk menghasilkan wirausahawan muda pedesaan. Serta menghasilkan tenaga kerja yang kompeten di bidang pertanian.

Disampaikan Dedi Nursyamsi, Kementan telah menetapkan arah kebijakan pembangunan pertanian untuk mencapai kinerja yang lebih baik dengan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki, memanfaatkan teknologi modern, dan korporasi petani sesuai arahan Presiden.

"Yang perlu dicermati, diperkirakan dalam 10 tahun yang akan datang, Indonesia akan mengalami krisis petani. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa jumlah petani muda semakin tahun semakin menurun," terang Dedi, melalui keterangannya, Selasa (7/11).

Dedi memamparkan, dari 33,4 juta jumlah petani, hanya ada 2,7 juta petani yang masuk kategori petani milenial. Artinya 30,4 juta petani yang ada saat ini adalah dalam usia tua (aging farmer). Padahal usia tua identik dengan tenaga yang berkurang dan produktivitas yang rendah.

"Mengantisipasi hal tersebut, Kementerian Pertanian mengarahkan enam Polbangtan dan PEPI, serta SMKPP Sembawa, SMKPP Kupang, dan SMKPP Banjarbaru sebagai Lembaga Pendidikan Vokasi di bawah Kementerian Pertanian untuk mencetak petani pelopor dan penyuluh pertanian yang andal dan adaptif teknologi sebagai penggerak pembangunan pertanian," paparnya.

Dijelaskan Dedi, Kementan berkomitmen melakukan regenerasi petani untuk mendukung pelaksanaan program utama dalam menjamin produktivitas, kontinuitas, dan ketahanan pangan.

"Program penumbuhan petani milenial yang dilakukan di BPPSDMP bersama dengan Eselon 1 di Kementerian Pertanian harus terus dilakukan secara terstruktur dan sistematis dengan pelibatan berbagai stakeholder untuk mempercepat regenerasi petani yang adaptif terhadap teknologi serta tangguh yang dapat memberikan kontribusi dalam gerakan pembaharuan pembangunan pertanian," katanya.

Dedi pun berharap regenerasi petani dapat mendukung tercapainya kesejahteraan petani dan kedaulatan pangan, serta menjadikan Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia pada 2045.

"Kita harus optimistis bahwa hal itu dapat tercapai. Peningkatan kapasitas bagi petani milenial dan penyuluh harus terus dilakukan secara masif karena merekalah pelaku pertanian yang sesungguhnya," ujarnya.

Dedi mengaku senang penyiapan magang luar negeri ke Taiwan dan Jepang dapat dipetik hasilnya saat ini.

"Upaya keras penyiapan alumni Polbangtan dan PEPI sebagai specified skilled worker (SSW) untuk bekerja di Jepang dan penyiapan petani muda untuk magang di Taiwan hingga mereka siap bekerja di luar negeri harus dikawal pelaksanaannya dan pastikan semua berjalan dengan baik," jelasnya.

Selain membuka resmi MIA, di tempat yang sama Dedi sekaligus membuka Pelatihan Smart Agribisnis, Pelatihan dan Sertifikasi Ekspor, Pelepasan Peserta Magang Taiwan, dan Pelepasan SSW Jepang.

Dedi menambahkan, yang menjamin ketersediaan pangan adalah petani milenial, yang bertugas menyediakan pangan bagi 280 juta rakyat Indonesia adalah petani milenial.

"Yang menjamin berdiri tegaknya negara dan bangsa adalah petani milenial. Petani milenial punya peran penting untuk bangsa dan negara, karena petani milenial garda terdepan dalam mencapai ketahanan pangan nasional," katanya.

Untuk itu, Dedi berpesan kepada peserta Pelatihan Smart Agribisnis dan Pelatihan dan Sertifikasi Ekspor, untuk menjadikan Smart Farming, Kredit Usaha Rakyat, dan Networking sebagai amunisi dalam membangun usaha pertanian.

"Pesan saya untuk para Peserta Magang Taiwan dan SSW Jepang, segera menyesuaikan diri dengan budaya kerja di sana, disiplin dan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk belajar teknologi pertanian, menimba pengalaman dan harapannya sekembalinya ke Indonesia, ilmu dan pengalaman yang didapat dapat diterapkan dalam proses membangun agribisnis," harapnya.

Sementara itu, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian, Idha Widi Arsanti mengatakan, rangkaian acara digelar dalam upaya Penumbuhan Petani Milenial dalam Mendukung Regenerasi Petani dan Ketahanan Pangan Nasional.

"Dalam upaya peningkatan kapasitas dan pengalaman bekerja di luar negeri bagi lulusan Polbangtan/PEPI lingkup Kementerian Pertanian dan Petani Milenial, kami melalui Program YESS menyelenggarakan kegiatan Magang Taiwan dan Specified Skilled Workers ke Jepang, serta Pembukaan Pelatihan Smart Agribisnis dan Pelatihan Ekspor," tuturnya.

Ia menjelaskan, kegiatan tersebut bertujuan untuk mendorong transfer teknologi, meningkatkan kompetensi, dan dapat mengubah mindset petani milenial dalam berusaha tani ketika sudah kembali ke Indonesia.

"Kami laporkan, bahwa peserta yang hadir pada saat ini adalah peserta pemagangan ke Taiwan berjumlah 100 orang, berasal dari provinsi Jawa Barat sejumlah 68 orang, dan berasal dari provinsi Sulawesi Selatan sejumlah 32 orang. Peserta SSW ke Jepang berjumlah 85 orang berasal dari Alumni Polbangtan PEPI, peserta Pelatihan Smart Agribisnis sebanyak 100 orang, dan peserta Pelatihan Ekspor sebanyak 30 orang," bebernya.

Santi menambahkan, kuota peserta magang yang diberikan ke Indonesia mulai 2023 sebanyak 100 orang dan pada 2024 sebanyak 100 orang. Selanjutnya akan dipertimbangkan kembali untuk penambahan kuota tersebut sesuai housefarmer yang membutuhkan atau membuka peluang magang.

Adapun kegiatan kali ini ini turut dihadiri  Vice President of Persol Global Workforce, Yoji Yanaka; Director of Taipei Economic and Trade Office (TETO), William Hsu; Ketua Senat Polbangtan Bogor, Direktur Polbangtan Bogor, beserta Civitas Akademika Polbangtan Bogor.

Selain itu, hadir Direktur Polbangtan/PEPI, Kepala UPT Pelatihan, Kepala SMKPP Sembawa, SMKPP Kupang, SMKPP Banjarbaru. Kemudian Pelaksana Program YESS di tingkat Nasional, Provinsi, dan Kabupaten, Mitra Perbankan dan Usaha, Mahasiswa Polbangtan, PEPI dan SMK PP, serta Petani Milenial.

Pada kesempatan ini Program YESS juga memberikan penghargaan bagi District Implementation Team (DIT) dan Petani Milenial yang sudah menerapkan Ekosistem Kewirausahaan, Fasilitator Muda, Mobilizer dan Financial Advisor dengan kinerja terbaik.

Sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis Badan PPSDMP, SMK-PP Negeri Banjarbaru di kesempatan ini ikut memeriahkan acara MIA dengan ikut menggelar pameran produk pertanian, yang menampilkan produk-produk pertanian hasil dari sekolah, siswa, dan petani milenial penerima manfaat dari Program Yess, serta mengajak DPM/DPA Kalsel.

SMK-PP Negeri Banjarbaru yang juga pelaksana di daerah dalam Program Yess ini, mengirimkan 4 orang nominee untuk Mobilizer, Fasilitator Muda, Financial Advisor, dan DIT dalam Program Yess di Kalimantan Selatan.

Dalam kesempatan ini, Kepala SMK-PP N Banjarbaru, Budi Santoso menyampaikan, "Alhamdulillah SMK-PP Negeri Banjarbaru mendapatkan penghargaan Terbaik Ke III dalam Pameran Milenial Indonesian Agropreuneur (MIA) 2023." rmol news logo article
EDITOR: AGUS DWI

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA