Hal ini disampaikan langsung Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemda KBB, Asep Wahyu, saat menghadiri penyerahan CSR dari China Railway Rolling Stock Corporation (CRRC) Qingdao Sifang Co.Ltd kepada SMPN 3 Ngamprah.
Menurut Asep, lebih dari 10 persen sekolah di KBB terkena dampak Kereta Whoosh yang telah diresmikan Presiden Joko Widodo pada 2 Oktober 2023 lalu.
"Banyak sekolah yang terdampak oleh Trase (Kereta Whoosh) yang berdekatan maupun yang agak jauh, paling tidak dari suaranya kedengar. Itu hitung-hitungannya lebih dari 10 persen dari 169 sekolah itu terdampak," ungkap Asep, diwartakan
Kantor Berita RMOLJabar, Rabu (25/10).
"(Di luar pun) tidak terlalu ada kebisingan yang berarti, hanya kita tahu itu kereta lewat. Hanya itu saja sebagai penandanya tidak terlalu bising, bagus sih jadi untuk mengurangi polusi bising," terangnya.
Dibeberkan Asep, di wilayah KBB sendiri, banyak masyarakat yang terdampak pembangunan proyek kereta cepat. Mulai dari bangunan rumah, lahan, hingga bangunan sekolah.
"Macam-macam kalau yang terdampak itu, ada yang terdampak bangunannya kena, kalau kena kan itu pasti diganti atau direlokasi dipindah ke belakang. Kalau yang agak berjauhan paling tidak bukan bantuan tapi suatu saat kalau CRRC atau KCIC ini memiliki profit, itu kan wajar saja kalau ada kepedulian terhadap masyarakat yang terdampak," ucapnya.
"Bukan yang terdampak langsung, kalau yang terdampak langsung itu sudah diselesaikan (proses ganti rugi, dll)," terangnya.
Adanya bantuan CSR Kereta Whoosh ke SMPN 3 Ngamprah, dipaparkan Asep, berasal dari perusahaan pembuat kereta cepat yakni CRRC. Sementara KCIC merupakan konsorsium yang mengerjakan proyek kereta cepat.
"Jadi ada dua soal sebenarnya, yang datang ke sini itu CRRC bukan KCIC-nya. Jadi yang terdampak secara langsung, penggantian segala macam, KCIC wilayahnya," tandas Asep.
BERITA TERKAIT: