Koordinator Mafindo Wilayah Aceh, Destika Gilang, mengajak masyarakat lebih mengenali ciri-ciri informasi bohong atau hoax, dan sadar bahaya hoax mendekati pesta demokrasi mendatang. Salah satunya dengan cara pre-bunking.
“Kegiatan pre-bunking ini dibungkus dengan permainan yang menarik dengan tema hoax. Sehingga substansi bisa tersampaikan pada semua kalangan masyarakat yang hadir,” kata Gilang, dikutip
Kantor Berita RMOLAceh.
Menurut Gilang, pre-bunking sangat penting dilakukan di Aceh. Mengingat Aceh merupakan daerah paling tinggi penyebaran hoax.
Pre-bunking merupakan kampanye atau pencegahan hoax dengan cara memasukan sikap kritis kepada masyarakat. Supaya tidak mudah percaya hoax, apalagi ikut menyebarkannya.
“Masyarakat harus cerdas menyikapi suatu informasi dan tidak langsung percaya tanpa periksa dulu kebenarannya. Peran orang muda juga sangat penting dalam membuat konten konten positif dan edukatif kepada masyarakat,” jelas dia.
Edukasi dengan cara bermain ular tangga antihoax dan board game fandom warnas, kata dia, agar mengenali tiga kategori hoax, yaitu disinformasi.
“Informasi salah dan yang menyebarkan tahu kalau itu salah. Namun sengaja disebarkan demi kepentingan tertentu,” kata dia. “Termasuk kepentingan politik.”
Gilang menambahkan, berkaca pada Pemilu 2019 sangat banyak masyarakat terpecah belah, bahkan sesama keluarga. Hal ini akibat dari dampak hoax, ujaran kebencian di tengah masyarakat.
“Termasuk isu ‘cebong-kampret’ yang sampai sekarang masih kita temui saat sosialisasi di masyarakat masih terdampak isu cebong kampret ini di Aceh,” tandasnya.
BERITA TERKAIT: