Salah satunya seperti yang dirasakan pasangan suami-istri, Karto Widodo dan Ai Nurhayati, perajin tusuk sate warga Kampung Panunggalan, Kelurahan Sukahurip, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya
Sejak sepekan terakhir, Nurhayati terus mengebut jumlah produksi tusuk sate di tengah banyaknya permintaan yang terus datang jelang hari raya kurban.
Jika di hari biasa pesanan hanya datang dari Kota Tasikmalaya, namun kini permintaan tusuk sate datang dari kabupaten dan kota tetangga, seperti Kabupaten Ciamis, Banjar, Pangandaran dan Garut.
Dikatakan Nurhayati, kesibukan para perajin tusuk sate setiap menjelang perayaan Iduladha yang identik dengan pemotongan hewan kurban mengalami peningkatan.
"Alhamdulilah setiap menjelang Iduladha penjualan meningkat. Selain dari pelanggan, dari pasaran," kata Nurhayati dikutip
Kantor Berita RMOLJabar, Rabu (28/6).
Dalam seharinya, para perajin tusuk sate jelang Hari Raya Iduladha ini bisa memproduksi hingga mencapai 6-7 kwintal.
"Ya omzet sih, kalau sekarang- sekarang menjelang Iduladha sehari bisa sampai 6-7 kwintal, kalau dinominalkan sekitar diangka Rp50 juta," terangnya.
Sementara kata dia, untuk proses pembuatannya, diawali dengan batang bambu yang sudah dipilih lalu dipotong kecil-kecil.
"Ya Selanjutnya potongan batang bambu dibentuk menjadi tusuk sate menggunakan alat khusus," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: