Puluhan biksu itu bahkan mendapat derma berupa hasil bumi dari petani Batang.
Puluhan biksu itu melaksanakan ritual Thuddong atau jalan kaki menuju Candi Borobudur untuk menghadiri perayaan Waisak.
"Tidak ada dukanya. Duka itu hilang ketika ada suka, lha sukanya itu antusias luar biasa (sambutan dari masyarakat)," kata Bhante Katadhamo atau Biksu Wawan dari Indonesia diberitakan
Kantor Berita RMOLJateng, Jumat (26/5).
Ia bercerita bahwa perjalanan para biksu tersebut tidak ada kendala. Bahkan sambutan masyarakat membuat perjalanannya meriah.
Sejak dari perbatasan Batang - Pekalongan, ratusan masyarakat tampak menyambut para biksu itu di pinggir jalan. Para biksu juga sempat mampir di rumah dinas Bupati Batang dan dijamu makan pagi.
Lalu, perjalanan berlanjut ke arah Timur (Kendal). Di depan kantor Desa Simbangdesa, para biksu mendapat derma hasil bumi dari Omah Tani.
"Ini sumbangan dari petani, ada sayur, ada buah. Buahnya ada pisang, tomat, semuanya diambil langsung dari kebun," kata perwakilan Omah Tani, Gotama Bramanti.
Bramanti menuturkan bahwa sumbangan dari petani untuk menunjukkan rasa toleransi bangsa Indonesia.
Tidak hanya Omah Tani, berbagai elemen yang menyambut para biksu yaitu SPN, Cakrawangsa, Petanesia, dan sebagainya.
BERITA TERKAIT: