Langkah BI tersebut juga dilakukan seiring momentum pertumbuhan ekonomi yang terus berlanjut serta untuk mengantisipasi peningkatan transaksi masyarakat sejalan dengan pandemi yang mulai terkendali.
Selain itu, pasca penghapusan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan peningkatan aktivitas masyarakat saat Ramadhan dan Idulfitri diperkirakan meningkatkan aktivitas ekonomi dan pembayaran. Sehingga membutuhkan peningkatan layanan sistem pembayaran tunai dan non tunai.
Kepala Kantor Perwakilan BI Tasikmalaya Aswin Kasotali mengatakan, pihaknya selama dua tahun tidak melayani penukaran uang pecahan kepada masyarakat karena situasinya vakum. Pada tahun 2022 dan tahun ini, BI kembali melayani penukaran uang melalui program
kick off semarak rupiah Ramadhan dan Idulfitri (Serambi) 2023.
"Kegiatan ini juga dalam rangka meningkatkan
awareness kepada masyarakat terkait dengan cinta, bangga, paham rupiah dan bertujuan untuk menyediakan uang rupiah dalam jumlah yang cukup, serta dalam kondisi layak edar," kata Aswin Kasotali dikutip
Kantor Berita RMOLJabar, Selasa (28/3).
Menurutnya, penukaran uang pecahan yang dilakukan oleh Bank Indonesia dibuka bagi masyarakat sejak tanggal 27 Maret hingga 20 April, melalui layanan digital dengan menggunakan aplikasi QRIS.
Selain itu, kata Aswin, penukaran manual juga ada dan telah ditentukan dengan menyediakan layanan penukaran uang melalui kas keliling yang akan disinergikan dengan Operasi Pasar Murah.
Penukaran uang pecahan bagi warga selama ini dibatasi sebesar Rp 3,8 juta supaya adanya pemerataan di masyarakat.
"Penukaran uang pecahan jelang Idulfitri 1444 Hijriah akan diberikan kepada masyarakat mulai Rp 1.000, Rp 2.000, Rp 5.000, Rp 10.000 dan Rp 20.000. Tetapi masyarakat dapat memesan penukaran terlebih dahulu melalui aplikasi penukaran dan tarik uang rupiah (Pintar) agar proses penukaran lebih cepat," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: