Presiden Jokowi yang hadir didampingi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, mengaku kagum dengan produksi Gabah Kering Panen (GKP) di Kabupaten Ngawi yang bisa mencapai 10,5 ton per hektar.
"Memang ada perbedaan produksinya (dengan di Kebumen). Di sini, Kabupaten Ngawi, ada yang bisa 10,5 ton per hektar, ada juga yang 8 ton per hektar. Itu tergantung pada kesuburan tanah dan manajemen pertaniannya,†ujar Presiden Jokowi dikutip
Kantor Berita RMOLJatim.
Jokowi juga mengakui bahwa ketersediaan pupuk subsidi memang terbatas beberapa waktu lalu. Selain itu, ia juga mengajak para petani untuk memanfaatkan hujan yang masih berlangsung di Jatim saat ini.
"Jadi setelah dipanen, jangan dibiarkan. Segera tanami lagi karena curah hujannya masih ada," ujarnya.
Sementara, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawasa mengaku bersyukur, panen raya di Kabupaten Ngawi berjalan baik.
“Alhamdulilllah beberapa daerah di Jatim saat ini sudah memasuki masa panen raya. Dan Kabupaten Ngawi merupakan produsen GKP terbesar kedua di Jawa Timur setelah Kabupaten Lamongan,†katanya.
Merujuk data Pemprov Jatim, selama 2022 lalu, produksi GKP Kabupaten Ngawi mencapai 785.037 ton dengan menghasilkan 453.296 ton beras.
Lebih lanjut, disampaikan Khofifah bahwa Jatim optimis bisa menjaga dan meningkatkan produktivitas beras di tahun 2023 ini.
Merujuk data dari BPS, produksi padi dan beras di Jatim merupakan tertinggi secara nasional sejak tahun 2020. Bahkan, BPS memprediksi Jatim akan mengalami surplus beras sebesar 1,13 juta ton pada bulan Maret-April.
"Dengan melimpahnya stok beras di Jatim ini, insyaAllah akan bisa menjaga harga beras berkualitas di pasaran tetap stabil dan terjangkau," demikian Khofifah.
BERITA TERKAIT: