Adapun sosok pria yang terekam itu merupakan dirinya sendiri. Arya mengaku khilaf atas tindakannya tersebut, namun luapan emosinya tersebut diakuinya bukan tanpa sebab.
Menurut Arya, tindakannya tersebut merupakan akumulasi dari kejengkelannya terhadap tata kelola yang tidak beres diduga dipertontonkan oleh pihak-pihak di internal KI Pusat. Dalam hal ini, kesekretariatan hingga Komisioner KI Pusat.
“Itu memang khilaf. Saya menyadari bahwa saya khilaf, dan untuk itu saya minta maaf atas insiden yang terjadi. Hal tersebut karena mangkel banget ngeliat tata kelola lembaga yang masih banyak celah penyalahgunaan anggaran dan wewenang bisa jalan sendiri tanpa Pleno. Padahal sifat 7 pimpinan Komisioner itu kolektif kolegial. Memang idealnya ekspresi mangkelnya cukup sampe gemes, tapi semoga maklum udah numpuk kemarin memang khilaf dan kepancing ada respon yang nggak pas,†kata Arya saat ditemui
Kantor Berita Politik RMOL di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (22/12).
Namun begitu, Arya juga menyesalkan dinamika di internal tersebut akhirnya menjadi konsumsi publik. Padahal, rekaman CCTV itu sedianya menjadi konsumsi internal dan bisa diselesaikan secara internal.
“Ada yang tidak benar dalam pengelolaan lembaga baik dari tata kelola lembaganya sendiri maupun dari kesekretariatan, ini persoalan internal sebenarnya, yang keleru itu yang menyebarkan foto video ini dengan dugaan akan selesai hulu persoalan tersebut,†sesalnya.
Arya kemudian mengungkap sejumlah masalah di internal, mulai dari hasil atau rekomendasi-rekomendasi rapat internal yang tak kunjung diimplementasikan, hingga sejumlah kebijakan yang dinilainya hanya berorientasi pada penghabisan anggaran negara semata tanpa ada hasil konkret untuk perbaikan lembaga KI itu sendiri.
“Beberapa bulan ini memang terakumulasi hal-hal yang tidak sesuai, tidak pernah direspons dengan baik, keluhan atau masukan yang disampaikan untuk dibahas di internal itu tidak pernah terselesaikan,†katanya.
“Itu bisa disalahpahami kalau hanya melihat 'asap' reaksi nya, tapi kalau dipahami 'api' penyebabnya,†demikian Arya Sandhiyudha.
Sebelumya, beredar rekaman CCTV yang menampilkan seorang diduga pimpinan KI Pusat, dalam rekaman itu terlihat seorang pria datang menghampiri ruangan Ketua KI Pusat dan langsung menendang bagian pintu yang masih tertutup.
Pintu ditendang sebanyak tiga kali dengan menggunakan kaki bagian kanan. Tak pelak, pintu yang terbuat dari papan kayu itu rontok di beberapa bagian. Setelah menendang beberapa kali, sosok tersebut berjalan meninggalkan pintu Ketua KI Pusat. Beberapa pegawai yang mendengar aksi tersebut pun langsung berdatangan melihat kondisi pintu yang sudah berserakan serpihan.
Masih dalam potongan rekaman CCTV, salah seorang diduga pihak keamanan setempat mendatangi pria itu bersama empat orang wanita diduga pegawai KI. Ada percakapan antara keduanya yang tidak terdengar di rekaman CCTV. Merujuk informasi di rekaman CCTV, kejadian tersebut diduga terjadi pada tanggal 20 Desember 2022 sekitar pukul 11.54 WIB.
BERITA TERKAIT: