Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Suasana Kampung Toleransi Usai Menag Analogikan Suara Adzan dengan Gonggongan Anjing

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Minggu, 27 Februari 2022, 02:31 WIB
Suasana Kampung Toleransi Usai Menag Analogikan Suara Adzan dengan Gonggongan Anjing
Kampung Toleransi RW 04/RMOLJabar
rmol news logo Kelurahan RW 04, Kelurahan Jamika, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung menjadi Kampung Toleransi pertama di Kota Bandung. Kampung Toleransi tersebut diresmikan langsung Ridwan Kamil saat menjabat Walikota Bandung pada 2017.

Anggota Kampung Toleransi RW 04, Kelurahan Jamika, Asoey (66) mengatakan, wilayah RW 04 memiliki penduduk dengan beragam suku dan agama. Menurutnya, di tempat tersebut setidaknya ada sejumlah vihara, gereja, hingga masjid yang letaknya berdekatan.

Sejauh ini, tak pernah terjadi konflik khususnya yang berkaitan dengan keyakinan dalam beragama.

"Di sini aman, rukun, Gereja ada 4, Vihara ada 4, Masjid ada 2, dan itu semua kumpul, berdekatan," kata Asoey, di Vihara Dharma Ramsi, Kota Bandung, Sabtu (25/2).

Dari pantauan di lapangan bersama Asoey di Kampung Toleransi RW 04, Kelurahan Jamika, Kecamatan Bojongloa Kaler, rumah ibadah tersebut tak hanya dekat tapi terlihat berdempetan.

"Ini bagian belakang vihara Ratnapani ini kan temboknya, ini sudah masjid Al-Asror, nempel, ini tempat wudhu," ucapnya.

Asoey yang juga ketua Umat Budha di wilayah tersebut menegaskan, pihaknya tidak pernah merasa terganggu dengan kegiatan ritual agama lain, termasuk Islam. Menurutnya, warga RW 04 telah membangun dan merawat sikap saling menghargai dan menghormati tanpa memandang suku, ras, dan agama.

"Kita biasa, ritual masing-masing agama saling tahu jadwalnya. Masing-masing saja, tidak gimana-gimana, jalanin saja," jelasnya.

Terkait suara adzan, lanjut Asoey, pihaknya pun tak pernah merasa terganggu. Menurutnya ritual umat Islam berupa adzan telah berlangsung lama dan selama ini tidak ada keluhan dari warga nonmuslim.

"Adzan menggangu? tidak, di lingkungan kami tidak mempermasalahkan. Volume adzan enggak ada masalah, biasa aja, dari dulu kan adzan itu biasa aja. Tidak keluhan, belum pernah ada konflik juga," tegasnya.

Asoey menambahkan, pengeras suara masjid bahkan kerap dimanfaatkan untuk memberikan pengumuman. Sehingga, keberadaan pengeras suara masjid tak hanya berguna bagi kepentingan ritual agama Islam tapi juga  untuk kepentingan sosial.

"Pakai speaker atau toa tidak hanya adzan, kami pakai buat keperluan pengumuman, kami biasa, datang, toleransi bergama di sini bagus, kemarin ada yang wafat (Kristen), diumumkan di mesjid, terus kita kumpul. Lalu ada muslim wafat diumumkan di masjid, kita datang melayat, tidak ada agama apa orang apa, datang dengan agama masing masing dengan cara masing-masing," tambahnya.

Asoey bersama pengurus Kampung Toleransi RW 04 Kelurahan Jamika berencana untuk melakukan silaturahmi dengan Kampung Toleransi yang ada di Kota Bandung. Menurutnya, keberadaan Kampung Toleransi harus terus dirawat dan dikembangkan untuk memastikan adanya kerukunan dan Kebhinekaan di Kota Bandung.

"Kita sama ketua ada rencana, karena kita sebagai tuan rumah pertama kampung toleransi mau ngundang kampung toleransi yang lain, silaturahmi, diskusi, bisa berdekatan gada masalah konflik, mungkin yang lain bisa mencontoh," tandasnya.

Diketahui bersama, ada 5 Kampung Toleransi di Kota Bandung meliputi, Kampung Toleransi RW 04 Kelurahan Jamika Kecamatan Bojongloa Kaler, Kampung Toleransi RT 02 RW 02 Kelurahan Paledang, Kecamatan Lengkong,

Kemudian Kampung Toleransi RW 12 Kompleks Dian Permai, Kelurahan Babakan, Kecamatan Babakan Ciparay, Kampung Toleransi Balonggede di RW 04 & 05 Kelurahan Balonggede, Kecamatan Regol, dan Kampung toleransi di RW 08 Kelurahan Kebon Jeruk Kecamatan Andir.  rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA