Penjurian sepenuhnya akan dilakukan oleh wartawan aktif berusia muda (25-40 tahun), usia matang (41-50 tahun) dengan masing-masing 36,3 persen. Kemudian juri berusia 51-60 tahun komposisinya 24,5 persen dan dewan juri yang berusia di atas 61 tahun 2,9 persen.
“Dari komposisi ini, diharapkan lahir keputusan-keputusan yang menarik dan bukan tak mungkin banyak kejutan,†kata ketua bidang penjurian FFWI, Yan Widjaya dalam keterangan tertulisnya, Selasa (31/8).
Dilihat dari usia, anggota dewan juri FFWI termuda berusia 25 tahun, yaitu Mitachul Arifin. Dia lahir di Kediri tahun 1996. Sedangkan yang tertua berusia 64 tahun, yaitu Eddy Hariyadi yang lahir tahun 1957 di Bogor.
Untuk ketua dewan juri FFWI dijabat oleh Shandy Gasella, generasi muda kelahiran 1985.
Dari segi gender, komposisi dewan juri FFWI terdiri dari 19,9 persen perempuan. Sekretaris Dewan Juri juri juga diduduki oleh perempuan, yaitu Tertiani Bebby Simandjuntak dari harian
The Jakarta Post.
Yan berharap, kehadiran anggota dewan juri perempuan bisa ikut memberikan penilaian dari sudut pandang perempuan.
Para dewan juri juga berasal dari 10 kota berbeda, yakni DKI Jakarta, Tangerang, Bekasi, Depok, Bogor, Bandung, Jogjakarta, Solo, Medan, dan Makassar.
“Dengan demikian hasil FFWI tidak berdasarkan Jakarta sentris,†tandas Yan Widjaya.
Nantinya mereka akan menilai tiga genre film, yakni genre drama, genre komedi, dan genre horor, baik yang pernah ditayangkan di bioskop maupun di
over the top (OTT) dari mulai 2020 sampai September 2021.
“FFWI menganut prinsip, semua film yang sudah ditayangkan, penilaiannya berada pada publik, dan wartawan film merupakan wakil dari mata publik,†kata ketua panitia FFWI, Wina Armada Sukardi.
Adapun panitia FFWI akan mengumumkan unggulan untuk ketiga genre film dan unsur-unsurnya pada tanggal 19 Oktober. Sedangkan malam puncaknya akan dilaksanakan tepat pada tanggal 28 Oktober 2021.
Festival Film Wartawan Indonesia (FFWI) XI yang digelar tahun ini dengan komposisi dewan juri dengan beragam usia. 
