Akibat penganiayaan tersebut, perawat yang menjadi korban mengalami memar di perut dan wajah.
"Kejadian penganiayaan ini semestinya tidak perlu terjadi. Kami, manajemen RS sangat menyesali perbuatan pelaku, karena kami sudah berusaha memberikan pelayanan terbaik untuk pasien yang dirawat," kata Idris dalam keterangan tertulis, Sabtu (17/4).
Idris menegaskan, tindakan kekerasan yang dilakukan oleh pelaku tidak dibenarkan dan sangat menyayat hati para tenaga kesehatan yang sudah berjuang dengan segenap hati untuk melayani yang terbaik.
Menurutnya, setiap pekerjaan apapun itu pasti semua ada SOP-nya, apalagi Perawat, dimana mereka menghadapi nyawa manusia, pasti sudah sesuai prosedural dibidangnya.
"Tenaga kesehatan termasuk perawat merupakan pekerjaan mulia, dan mereka itu tugasnya sudah jelas menolong pasien, bukan menyakiti pasien", jelas Idris Idham.
Idris mengingatkan, bahwa tenaga kesehatan (nakes) merupakan garda terdepan dalam penanganan pasien Covid-19. Mereka bekerja tanpa mengenal lelah, dan bahkan selama pandemi ini banyak perawat atau tenaga medis lain dikucilkan oleh masyarakat karena takut tertular, dan bahkan banyak tenaga kesehatan yang tumbang dalam menghadapi virus corona tersebut.
"Akan tetapi mereka masih saja diperlakukan kasar oleh oknum pelaku. Sebenarnya bisa di diskusikan terlebih dahulu, tidak main hakim sendiri dengan memukul atau menendang korban," sesal Idris.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: